Dari awal ini memang bukan dongeng indah
Yang berakhir dengan kalimat: Dan mereka pun hidup bahagia selamanya
Hanya harap sederhana agar matahari esok lebih cerah
Menghalau mendung supaya tak sering-sering berkunjung
Tapi harapan harganya mahal sekali
Tak tertebus meski berbanjir peluh dan teguh meluruh
Menyisakan hanya darah di sela nadi
Kalau kuberikan juga, akankah dapat terlihat sinarnya?
Atau yang kuinginkan semakin meninggi?
Apa yang kulihat bukan yang terlihat
Wajah-wajah yang dulu familiar perlahan menjadi samar
Dan asing
Kita semua hanya terjebak dalam ilusi
Mencoba bertahan untuk dapat melalui hari ini
Dengan waktu yang hanya cukup untuk mengurus luka sendiri
Jadi kupasang papan tanda di depan pintu: Hari ini tutup. Besok jangan datang lagi
“Kau berubah,” kata mereka
Memang apa dan siapa yang akan tetap sama di dunia ini?
Aku bahkan tak mengenali bayanganku sendiri
Hilang di lorong gelap panjang yang kutapaki
Disini tak ada cahaya, mungkin di depan ada jurang
Tapi tetap ku tak berhenti
Dan di ujung sana kulihat ia mengulas senyum lebar-lebar
Dengan mata bergayut duka
Semua sia-sia
– 29 November 2017
sukaaaaak
Ziyah bikin kumpulan puisi dong, hehe
makasih ratiih 🙂
hehe levelku belum sampe buat bikin kumpulan puisi tih