Pembungkus Luka

Dari kecil, aku terbiasa nggak membungkus luka dengan plester dan cuma pakai minyak biar cepat sembuh. Jadi dulu aku nggak sering pakai pembungkus luka seperti plester, atau obat merah. Baru beberapa tahun belakangan, aku mulai pakai plester karena lukanya sering perih kena air.

Dan karena mulai sering pakai plester, aku menyadari kalau luka justru lebih cepat sembuh ketika aku bungkus dengan baik. Jadi nggak sering kena air, nggak kena goresan benda-benda lagi. Proses luka menutup ketika dibungkus dengan cuma dibiarkan cukup jauh bedanya.

Continue reading “Pembungkus Luka”

Pyramid Game: More Than a Bullying Story

Disclaimer: Tulisan ini akan membahas isi drama Pyramid Game. Buat yang nggak suka spoiler, silakan tonton dulu dramanya dan balik lagi ke sini buat baca, ya!

Sebelum nonton Pyramid Game, aku lagi di fase nggak ngikutin drakor apapun. Kayak bosen aja gitu dan kebetulan nggak ada yang menarik buatku pribadi. Kayaknya yang aku tontonin waktu itu pun justru drama yang udah tamat dari kapan tahu, bukan drama yang masih tayang atau belum lama tamat.

Continue reading “Pyramid Game: More Than a Bullying Story”

[SHARING] Pengalaman Ikut Open Trip

Pengalaman Ikut Open Trip – Tahun 2019, aku ikut open trip untuk yang pertama sekaligus sekali-kalinya. Tepatnya, setelah itu emang aku belum pernah trip ke mana-mana lagi, sih. Karena satu hal dan lainnya, termasuk pandemi.

Jadi pengalaman ikut open trip waktu itu memang sangat berkesan. Awalnya aku tahu open trip itu ditawarin teman, meski akhirnya nggak sama dia perginya. Dari temanku itu, aku jadi tahu konsep open trip yang mana kita nge-trip barengan sama orang lain yang daftar.

Continue reading “[SHARING] Pengalaman Ikut Open Trip”

Menunggu Kwetiau Goreng

Belum lama ini, aku beli kwetiau goreng di abang nasgor dekat rumah. Aku suka kwetiau di abang ini, tapi abangnya tuh selow banget kalau masak. Kayak dia memasak dengan waktu dan temponya sendiri, nggak ada pressure sama sekali. Jadi seringnya aku perlu menunggu lama kalau mau beli kwetiau goreng di abang itu.

Nah, waktu itu aku lagi pengen banget makan kwetiau gorengnya. Biasanya aku males beli di situ kalau lagi capek, pulang kerja gitu. Tapi karena pengen banget, jadi yaudah aku tetap beli di situ. Aku pun udah berekspektasi kalau bakal lama deh ini si abang.

Continue reading “Menunggu Kwetiau Goreng”

Yang Berjalan dan Yang Terbang Epilog: Icarus Walks

EPILOG: ICARUS WALKS – “Kenapa sih kita ke Jogja akhir pekan gini?”

Bagas mengeluh untuk yang kesekian kali. Keluhannya itu diabaikan oleh Ken, Mara, dan Kania. Hanya Rendy yang sabar dan kembali menyahuti keluhan Bagas itu. “Kan pada bisanya akhir pekan, Gas. Ini juga setelah susah payah buat pada dapat cuti.”

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang Epilog: Icarus Walks”

Yang Berjalan dan Yang Terbang: Ken dan Mara

Bagian 5 | KEN DAN MARA – Sejauh ini untuk Mara, semua bisa dibilang berjalan dengan cukup baik.

Beberapa hari setelah reuni itu, Mara bertemu kembali dengan Sophie. Kali ini hanya berdua saja. Mereka masih agak canggung dan lebih banyak diam, namun berhasil menanyakan keadaan masing-masing tanpa menangis lagi. Seusai pertemuan itu, mereka bertukar kontak dan saling mengirim pesan satu dua kali. Mara juga kembali menyambung kontak dengan teman-teman SMA yang lain, termasuk Bella yang mengundangnya ke reuni.

Urusan Icarus juga berjalan dengan cukup baik. Para anggota Icarus sudah menentukan ide untuk project mereka yang selanjutnya. Pekan kemarin mereka sudah melakukan survey lokasi yang akan dijadikan tempat shooting dan memilah talent yang akan di-casting. Pekan ini mereka akan berkumpul di markas Icarus untuk membahas rencana detail mengenai jadwal produksi film ini secara keseluruhan.

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang: Ken dan Mara”

Yang Berjalan dan Yang Terbang: Segelas Cokelat Hangat

Bagian 4 | SEGELAS COKELAT HANGAT – Sudah hampir setahun Mara bergabung dalam Icarus. Mereka masih membuat film-film yang mereka inginkan.

Terakhir mereka mengikutsertakan film dokumenter terbaru Icarus pada sebuah kompetisi film indie. Pengumumannya masih  belum keluar, tapi Rendy berulang kali menegaskan – dan mengingatkan – kalau mereka membuat film itu bukan semata agar menang lomba. Hal yang diamini juga oleh semua anggota Icarus.

Selain dari project-project Icarus yang berjalan lancar, hubungan Mara dengan para anggota Icarus yang lainnya pun semakin baik. Mara kini sudah terbiasa menyampaikan pendapat-pendapat jujurnya di Icarus. Mereka juga sudah semakin nyaman untuk melontar canda satu sama lain, atau bercerita tentang hal-hal lain di luar Icarus.

Tapi tentu saja, di antara para anggota Icarus itu Mara paling sering bertemu dan mengobrol dengan Ken. Pendukung utamanya tentu saja letak kantor mereka yang bersebelahan. Hampir setiap hari Mara bertemu dengan Ken. Kalau tidak di jam makan siang, mereka biasanya bertemu sepulang kerja untuk makan malam bersama.

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang: Segelas Cokelat Hangat”

Yang Berjalan dan Yang Terbang: Icarus

Bagian 3 | ICARUSProject Icarus yang diberi nama project “Si Otong” itu pun berjalan dengan lancar.

Mara menyelesaikan naskahnya tepat waktu, kunjungannya dengan Ken ke Cahaya Hati waktu itu sangat membantu. Proses pencarian talent juga berjalan lebih lancar dari biasanya, mereka meminta bantuan pada anak-anak di Cahaya Hati termasuk untuk casting peran si Otong. Dan untungnya, kali ini tidak ada kendala tak terduga seperti pada project mereka sebelumnya. Film mereka itu pun sudah tinggal editing saja.

Dan Ken sudah kembali seperti biasa. Tidak lagi berwajah keruh atau diam saja seperti sedang memikirkan sesuatu. Ken sudah kembali antusias, easygoing, dan friendly pada siapa saja. Mara merasa lega melihatnya. Ken memang belum datang ke Cahaya Hati lagi seusai shooting mereka, tapi kali ini benar-benar karena kesibukannya. Bukan karena ingin menghindari lagi.

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang: Icarus”

Yang Berjalan dan Yang Terbang: Mara

Bagian 2 | MARA – Mara merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya bekerja. Dari kecil Mara sering ditinggal-tinggal dan dititipkan pada saudara atau tetangga.

Mara tidak suka sepi dan sendiri, jadi dia senang berada bersama orang-orang. Berada dalam sebuah kelompok. Dan sampai di bangku SMA, Mara sebenarnya masih suka berbicara dengan orang lain apa adanya tanpa menyembunyikan berusaha dirinya yang asli.

Namun pada tahun terakhirnya di SMA, Mara dijauhi oleh teman terdekatnya. Menurut teman terdekat Mara itu, Mara terlalu blak-blakan dalam berbicara dan sering membuat orang tersinggung ucapan lugasnya. Kejadian itu benar-benar membuat Mara terpukul. Mara tidak menyangka kalau teman-teman yang selama ini Mara pikir mengerti dirinya dan Mara benar-benar menyukai saat bersama mereka, ternyata menyimpan perasaan sakit hati saat bersamanya. 

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang: Mara”

Yang Berjalan dan Yang Terbang: Ken

Bagian 1 | KEN – Pertama kali Mara bertemu dengan Ken adalah pada hari yang sangat melelahkan.

Selama beberapa hari pekerjaannya di kantor sangat menumpuk, dan hari itu adalah puncaknya. Hari itu entah mengapa banyak orang yang meminta disiapkan dokumen ini itu pada Mara yang merupakan bagian Administrasi. Mara susah payah menyelesaikan semua pekerjaannya di jam kerja agar tak perlu lembur, karena di hari yang sama itu juga ia harus mengurus sesuatu di Icarus.

Icarus adalah klub film independen di mana Mara bergabung menjadi anggotanya selama tiga bulan ini. Peran resminya adalah penulis naskah, tapi di klub film kecil seperti ini tidak ada keterikatan hanya pada peran-peran tertentu. Artinya, Mara harus siap turut serta melakukan hal-hal di luar peran resminya jika dibutuhkan. Apalagi Icarus hanya memiliki empat anggota, di mana keempatnya memiliki pekerjaan utama penuh waktu di tempat yang berbeda-beda.

Continue reading “Yang Berjalan dan Yang Terbang: Ken”