A First Look at: Just Between Lovers

just between lovers

Dari awal saya baca artikel-artikel tentang drama Just Between Lovers ini dan lihat poster-poster promosinya, saya udah feeling kalau kayaknya ini adalah model drama yang akan saya suka.

Pertama dari sinopsisnya, kalau drama ini tentang dua orang yang sama-sama punya luka dengan cara menghadapi yang berbeda. Pas saya baca saya kayak; hmmm oke, ini menarik. Meski udah pernah ada beberapa drama lain yang premis nya semodel dan ternyata nggak seperti gambaran saya pas ditonton, tapi ini layak dicoba.

Terus saya makin tertarik ketika lihat poster-posternya, juga poster individual karakter yang ada di drama ini. Saya nggak tahu ya gimana ngejelasinnya, tapi dari poster itu kelihatan kalau drama ini akan jadi drama yang bagus, berkualitas, dan nggak seperti drama kebanyakan. Kelihatan kalau drama ini memiliki unsur yang lebih ‘dalam’ untuk disampaikan ke penonton.

Tapiii, saya nggak langsung ngikutin drama ini ketika tayang perdana.

Karena permasalahan besar yang selalu mengganjal international audience macam saya, yaitu subtitle πŸ™ Pas episode pertama drama ini tayang, saya langsung download, tapi ternyata subtitle nya lama dan ketika ada pun nggak pas πŸ™ Karena bete, jadi saya pending dan nonton drama-drama lain sebagai selingan lalala yeyeye.

Cuma karena sekarang-sekarang ini saya belum menemukan drama yang bikin saya sampai sukaaa banget, jadi saya terus nyari dan nontonin segala macam drama yang lagi tayang. Drama-drama itu bagus, tapi nggak sampai bikin saya suka banget karena mungkin masalah selera ya. Malah ada beberapa yang saya tonton karena bosen, tapi nonton itu makin bosen jadi banyak saya skip, terus saya ngerasa jadi buang-buang waktu T_T

Akhirnya sekitar dua hari yang lalu saya baru ngecek lagi subtitle dari drama Just Between Lovers ini, dan ternyata udah ada yang bener. Saya pun langsung download sampai episode terbaru, episode 4; saya tonton dan seperti prediksi awal memang, saya sukaaaa drama ini!

Tulisan ini akan membahas tentang hal-hal yang saya sukai dari 4 episode awal Kdrama Just Between Lovers. Drama ini masih tayang di JTBC, setiap Senin – Selasa 23.00 KST. Btw drama-drama yang bagus sekarang kok pada tayang Senin – Selasa semua ya, schedule kan jadi penuh wkwkwk oke skip ini nggak penting πŸ˜€

And this drama will contain some spoilers ~

The Just Between Lovers Drama’s Beauty

Bukan, bukan. Bukan berarti di drama ini ada cast yang cantik banget atau ganteng banget yang bikin saya suka. Tapi ini tentang keindahan drama secara keseluruhan, kecantikan dari drama ini.

Sebelum saya mulai suka karakter atau hal lain yang ada di drama ini, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah keindahan dan kecantikan dari drama ini. Baik dari segi setting, sudut pengambilan gambar, transisi dari satu scene ke scene lain, BGM, sampai OST yang ada di drama ini bikin saya berkali-kali ngebatin, “Wah, drama ini cantik, ya. Indah. Beautiful. Yeppo.

Sebenernya saya agak bingung gimana cara menjelaskan keindahan drama yang saya lihat oleh mata saya melalui kata-kata, karena saya bukan orang sinematografi hehe. Saya nggak tahu apa istilah yang tepat menggambarkannya. Saya juga nggak tahu apakah emang drama itu benar-benar bagus atau karena saya orang awam dalam sinematografi jadi hal-hal itu tampak sangat indah di mata saya. Tapi yang jelas, Just Between Lovers indah dan cantik (keukeuh wkwk). 

Hal itu juga yang bikin saya untuk terus nonton meksipun awal-awal masih banyak yang nggak saya ngerti, yang biasanya kalau drama lain udah bakal saya skip aja biar langsung lihat kelanjutannya. Tapi pas nonton drama ini, saya ngerasa kalau saya skip nanti saya malah nggak ngerti hahaha. Karena banyak juga detil-detil yang ada pada satu scene yang mungkin saya nggak ngerti awalnya, ternyata itu nyambung sama kelanjutan ceritanya.Β 

Lagian saya juga cukup enjoy dengan apa yang diberikan drama ini sedari awal, setelah subtitle nya bener ya yang pasti haha. Meskipun awalnya, seperti layaknya drama-drama lain, banyak hal yang asing di drama ini; tapi rasanya sayang aja kalau saya skip nontonnya.

The Characters in Just Between Lovers

Meskipun penggambaran karakter tokoh utama yang ada di drama ini bikin saya tertarik untuk nonton, tapi pas nontonnya langsung justru saya nggak langsung suka sama karakter-karakter itu. Mereka bukan tokoh-tokoh yang dari awal langsung bikin saya jatuh hati, kayak pas saya nonton Jo Soo Ji di Lookout, Kim Jung Hye di Avengers Social Club (ASC), atau yang terbaru sekarang itu Kim Jong Sam di Doubtful Victory. 

Tapi kesukaan saya terhadap tokoh-tokoh di drama ini terbangun perlahan-lahan seperti saya mengenal individu di kehidupan nyata. Kayak saya baru kenal orang yang awalnya saya nggak tahu gimana sifat aslinya, terus lama-lama akrab dan seneng sama mereka. Di Just Between Lovers, sejauh ini, ada dua karakter yang saya suka banget dan itu adalah kedua tokoh utamanya. 

Sebelumnya, saya perlu bilang kalau mereka berdua adalah survivor dari kecelakaan runtuhnya mall 12 tahun lalu. Dan kejadian itulah yang membuat luka mendalam di hati mereka, meski keduanya menyikapi dengan cara yang berbeda.

Tokoh pertama adalah Lee Kang Doo (Lee Joon Ho, 2PM member; Chief King, Twenty, Cold Eyes)
just between lovers
The Wounded Guy

Lee Kang Doo tampak selalu struggle dengan hidupnya dan memiliki banyak protes pada dunia. Karena itu dia jadi kayak sinis dan sarkas sama orang lain, dan seolah nggak peduli sama sekitarnya. Tapi di sisi lain, dia sangat peduli sama orang-orang yang peduli sama dia dan penting untuknya.

Tokoh semacam Lee Kang Doo ini sebenernya bukan hal baru lagi di dunia Kdrama, tapi di drama ini tokoh Lee Kang Doo digamabarkan dengan lebih real dan humanis, manusiawi. Kalau biasanya di drama lain tokoh yang semodel ini kan digambarkan dengan tsundere, yang kelihatan bad boy tapi sebenernya baik dan sweet. Tapi di drama ini, meski nggak sepenuhnya bukan tsundere, tapi nggak benar-benar tsundere juga. Hahaha belibet ya πŸ˜€

Gimana ya, yang jelas di sini tokoh Lee Kang Doo lebih memiliki sentuhan manusiawi dan realistis, jadi nggak benar-benar ‘drama banget’ gitu. Dia kalau ngomong dan bertindak kayak orang seenaknya, dan seolah menunjukkan “Urusan gue juga udah ribet, ngapain nambahin pakai urusan orang lain.” Tapi justru sering nolongin orang lain, jadi kayak bertentangan sama apa yang ingin dia tunjukkan.

Dan ya, saya suka banget tokoh ini! Tentu aja, unsur Lee Kang Doo sebagai bad-but-actually-nice guy memegang peranan penting atas kesukaan saya itu; tapi saya juga kayak attached sama dia karena luka yang dia miliki.

Dan Lee Kang Doo doesn’t give a d*mn, dia nggak wasting atas hal-hal yang nggak penting buatnya. Itu juga yang bikin ekspresi-ekspresi yang dia miliki terlihat lebih jujur.

Ah, and Junho did really well! Salah satu alasan kenapa saya tertarik mau nonton Just Between Lovers juga karena Junho yang jadi pemeran utamanya. Saya suka akting dia di Cold Eyes dan Twenty, terus saya juga banyak baca kalau akting dia emang bagus. Dan ekspektasi saya terwujud, karena Junho sangat-sangat mengekspresikan Lee Kang Doo dengan baik di drama ini.

Tokoh kedua yang saya suka adalah  female lead dari drama ini, Ha Moon So (Won Jin-A)
just between lovers
The Ordinary yet Charming Girl

Ha Moon So ini tipikal gadis biasa, bukan tokoh yang unik banget dan bisa menarik perhatian dari awal. Tapi, sama kayak tokoh Lee Kang Doo, tokoh Ha Moon So juga digambarkan dengan realistis dan manusiawi. Nggak kayak yang biasa ada di drakor, di mana female lead biasanya digambarkan dengan tokoh yang sembrono, unik, dan naif. Atau yang agak ekstrim seperti femme fatale dan girls’ crush.

Tapi Ha Moon So ini cukup biasa, sangat biasa malah dan justru tokoh semacam ini yang banyak kita temui di kehidupan nyata. Ha Moon So nggak banyak bicara dan seperti membatasi diri saat baru kenal orang lain. Tapi dia juga nggak ragu buat berbicara apa yang dipikirkannya kalau menurut dia itu perlu.

Dia juga anak yang baik pada orangtuanya. Tapi bukan tipe yang bener-bener penurut dan patuh kayak yang biasa tokoh wanita baik hati di Kdrama. Ha Moon So ini tokoh yang biasa aja di awal, tapi lama-lama bikin nyaman dan enak dilihat.

Sama seperti Lee Kang Doo, Ha Moon So juga memiliki luka di dalam dirinya.

Tapi kalau Lee Kang Doo menunjukkan lukanya dan terlihat sangat struggled, Ha Moon So nggak menunjukkannya. Dia lebih ke bagaimana menghindari agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi. Tapi saya mikir mungkin sebenernya kejadian itu bikin dia justru sangat trauma, karena dia hilang ingatan tentang kejadian itu.

Satu hal yang saya suka dari tokoh Ha Moon So ini adalah dia nggak gengsi nanya apa yang bikin dia penasaran. Dan ya, yang bikin dia sering penasaran tentu aja our lead male Lee Kang Doo πŸ˜€

Sampai bikin Lee Kang Doo dengan santainya (?) bilang begini;

just between lovers
Aigoo πŸ˜€

Untuk aktris pemeran Ha Moon So sendiri, Won Jin-A, saya belum pernah nonton dia sebelumnya. Dan ini memang peran pertama dia di drama yang langsung jadi pemeran utama. Setelah audisi dari 100 sekian orang kalo saya baca sih.

Saya sebenernya lebih seneng kalau pemerannya semodel gini, aktris yang emang dapat peran karena audisi. Jadi dia pas untuk memerankan tokoh itu dibanding casting hanya karena udah tenar. Aktingnya pun bagus, makanya saya bisa suka sama tokoh Ha Moon So ini πŸ™‚

Dan yang terpenting, chemistry dua orang ini sangat amat bagus!

Dapet banget chemistry mereka. Ketika mereka ngomong satu sama lain, meski banyak cekcok-nya, tapi kayak klop aja gitu satu sama lain. Dan mungkin karena mereka sama-sama survivor dari kejadian yang sama, mereka jadi kayak lebih bisa saling memahami. 

Seperti drama lain, Just Between Lovers juga ada dua tokoh lain (second leads) yang biasanya bakal ‘mengganggu’ hubungan dua tokoh utama. Cuma sejauh ini, saya melihat second leads yang ada di drama ini terlalu mainstream seperti yang ada di drama kebanyakan.

Untuk second male lead, tokohnya sangat dreamy dengan penggambaran CEO muda dan ganteng yang selalu baik sama tokoh Ha Moon So. Sedangkan second female lead, juga cukup mainstream dengan penggambaran cewek muda yang cantik, modis, dan sukses tapi susah mendapatkan cintanya.

Tapi mungkin seiring dengan berjalannya drama ini, akan ada hal yang mengejutkan dari kedua tokoh itu? Let’s just wait and see ~

The Lines in Just Between Lovers

Hal lain yang saya suka dari Just Between Lovers adalah dialog-dialog yang realistis. Banyak lines yang bikin saya tertegun dan pause video untuk beberapa saat terus diulang lagi, karena sangat real.Β Dan banyak yang pengen saya capture dan posting di sini, tapi terlalu banyak nanti malah seisi drama lagi dimasukin hahaha. Jadi, saya cuma cantumin ini;

…. That’s right;
…. That’s right again.

And this, the one we told ourselves at least once;

So. d*mn. right.

The Ties

Dari awal drama ini, udah terlihat kalau kedua leads punya hubungan takdir yang kuat karena kejadian kecelakaan mall itu. Dan yang saya suka dari drama ini adalah, drama ini nggak menggambarkan pertalian takdir mereka dengan lebay dan norak. Nggak dibesar-besarkan romantismenya yang kemudian bikin jadi geli sendiri. Well setidaknya untuk saya yang sering merinding sendiri lihat ‘pertalian takdir’ yang ada di drama hahaha.

Tentu aja, ada adegan-adegan dramatis yang biasa ada di Kdrama. Kayak mau jatuh terus dipegangin, tabrakan nggak sengaja, dan semacamnya. Dan jujur itu bikin saya meringis dan ngebatin, omg kenapa selalu ada yang begini. Tapi secara garis besar, soal pertalian takdir di drama ini nggak lebay dan nggak norak. Lebih terlihat natural hubungan yang terjalin antara mereka, dan itu terlihat indah aja di mata saya hehehe.

Dan ini cuma pendapat saya aja sih, tapi kayaknya Just Between Lovers dibuat untuk mengenang kejadian seperti kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di Korea Selatan sana. Juga bagaimana kejadian itu meninggalkan luka mendalam.

Soalnya setiap di awal mulai episode, pasti ada gambar-gambar kecelakaan gitu. Gambar reruntuhan bangunan, ada kapal juga yang saya pikir itu kapal feri Sewol (tapi nggak tahu juga, cmiiw). Sayangnya tulisan-tulisan yang ada di setiap gambar itu nggak diartiin, padahal saya penasaran itu apa keterangannya.

And?

Sama seperti kasusnya Avengers Social Club, selama drama ini memberikan apa yang telah diberikan sejauh 4 episode ini; saya akan sangat baik-baik aja. Saya nggak mengharapkan atau berekspektasi apapun tentang gimana alur atau bahkan ending drama ini. Karena sejauh ini saya sudah sangat menikmati apa yang diberikan.

Saya juga nggak begitu penasaran dengan gimana yang akan terjadi selanjutnya. Karena entah kenapa saya percaya aja kalau drama ini akan memberikan sesuatu yang bagus untuk penonton. Pas ASC pun saya sangat puas dengan keseluruhan drama hingga ending-nya. Karena dari awal saya suka apa yang diberikan drama itu. Jadi selama drama ini tetap keep in track and tempo, pasti akan bisa jadi drama yang bagus dan berkualitas sampai akhir.

Kalaupun ada hal yang nggak begitu saya suka dari drama ini, itu adalah judulnya. Judul drama ini, Just Between Lovers, menurut saya agak creepy untuk drama yang berkualitas dan memiliki makna dalam kayak begini hehehe. Entahlah, saya sempet agak berharap kalau aja drama ini judulnya lain, yang lebih terdengar ‘bermakna’ gitu. Tapi seperti kata Lee Kang Doo, kalau kita bilang ‘kalau aja, kalau aja’ itu nggak akan ada habisnya πŸ˜€

Yang bikin saya justru agak deg-degan adalah, lagi-lagi subtitle. Huaaa nasib international audience yang hidupnya bergantung pada engsub. Selain saya nggak mau juga nonton drama ini dua kali, sebelum dan sesudah ada subtitle, kayak kasus ASC dan Age of Youth 2; ini juga bukan drama yang bisa saya ngerti dengan nonton tanpa sub hahaha. Drama ini agak ‘berat’ kalau saya nekat nonton tanpa sub, kayak pas awal nonton dengan sub salah itu yang akhirnya bikin saya nggak mood nontonin. 

Well, semoga dunia per-subtitle-an untuk drama Just Between Lovers lancar jaya dan kita semua bisa nonton dengan lancar tanpa nunggu lama-lama. Selamat menonton!

just between lovers
Bonus: Akkkk my heart <3
pena runcing
ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

Author: ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

7 thoughts on “A First Look at: Just Between Lovers”

  1. nice to read it chingu…well, sempet deg deg an juga pas mo nonton drama yg dibintangi bias saya (Junho 2PM) Takut begini takut begitu, tapi yg jelas saya lebih takut seakin jatuh cinta dengan Junho Oppa, eeeaaa…

    oke, back to drama…menonton just between lovers ini saya berusaha netral. saya berusaha tidak mengenal sosok junho yang saya kenal karna saya takut baper duluan. jadi saya sok sok an gak kenal siapa lee junho dan hanya ingin melihat dramanya. dan ternyata…taraaap, junho sukses buat saya tambah jatuh cinta dengan peran yg dimainnkannya. seperti yang dibilang di artikel ini bahwa karakternya sangat natural dan manusiawi, oke ini masih episode 4, tapi saya tidak mengharapkan lebih karna saya sangat menikmati chemistry yg dibangun keduanya.
    and last…itu senyum bikin deugum deugum aja…just between lovers, hwaiting

  2. hallo, mbak Rina! (maaf sok kenal xD)
    hobi saya adalah baca review drama setelah nonton. dan saya menemukan blog mbak ini.
    sambil baca, saya sambil manggut2 sendiri. kita punya banyak persamaan dalam beropini tentang drama ini, mbak πŸ˜€

    hampir semua yang mbak tulis di sini saya setuju. tapi cuma satu yg kita nggak sependapat. judul aja sih, hehee…
    saya pribadi justru lebih suka judul "Just Betseen Lovers" dibandingkan "Rine or Shine"
    karena semua yang ditunjukkan dalam sepanjang drama ini adalah segala sesuatu yg hanya bisa dimengerti di antara kedua kekasih. jadi judulnya udah pas banget :3

    Dan ya, saya baru menamatkan drama ini semalam. dengan berurai air mata… dengan banyak penyesalan di dalam hati, "kenapa nasib Gangdoo begitu menyedihkan". Tapi pada akhirnya semua bisa dimengerti. Rasa2nya saya mau bilang kalau ini adalah drama terbaik yg pernah saya tonton. Setuju nggak, mbak Rina? Btw saya kepingin tahu pendapat mbak setelah menonton drama ini sampai selesai πŸ˜€

    p.s: saya rasa nggak ada cewek yg gak jatuh hati sama Junho setelah nonton drama ini xD

  3. Halo Mba Han, salam kenal πŸ™‚
    Terima kasih udah baca review saya, saya seneng kalau banyak yg sependapat dengan isi review saya hehehe.
    Cuma malah kalau saya pribadi, pas udah deket akhir-akhir drama mulai bosen karena agak kayak di-drag ceritanya. Ditambah lagi hidupnya Kang Doo yang kok kayak tragedi semua isinya T.T Tapi itu balik lagi ke selera masing-masing yaaa πŸ™‚
    Dan saya setuju banget, emang kayaknya nggak ada yang nggak jatuh hati sama Junho setelah nonton drama ini hihihi. BIkin melting terus yaaa πŸ˜€

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *