MBTI Kamu Apa?

MBTI kamu apa

Beberapa waktu yang lalu, aku tes MBTI di 6 website sekaligus. Gara-garanya abis lihat banyak idol yang MBTI-nya berubah, jadi penasaran juga apa MBTI aku berubah. FYI, MBTI emang bisa berubah-ubah tergantung sikon dan hal-hal lain.

FYI lagi, MBTI aku (sebelum tes lagi ini) adalah INFJ. Terus, apakah MBTI aku berubah?

Dari 6 tes yang aku coba, 3 bilang kalo aku tetep INFJ. Dan hasil dari 3 website lagi nyebut kalo aku ISFJ.

Nah loh, jadi berubah nggak tuh?

Mungkin berubah, mungkin juga enggak. Bukan itu sih sebenernya yang mau aku bahas disini hihi.

Jadi pas aku pertama kali tes MBTI sekitar 3 tahun lalu, aku ngerasin banget euphorianya. Aku ngerasa ‘wah’ gitu pas baca deskripsi tentang INFJ, yang rasanya keren banget, dan rasanya aku banget hahaha. Apalagi ada embel-embel kurleb begini: MBTI yang paling langka dan cuma 1% di dunia.

Widih, aku yang anaknya seneng sama sesuatu anti-mainstream langsung bangga nggak jelas gitu. Kayak, emang sih gue begitu wkwkwk.

Eeeeh beberapa saat kemudian, aku mendapati banyak orang di sekelilingku ternyata INFJ juga. Bikin aku melongo, 1% dari mananya?

Ini emang tiba-tiba banyak yang jadi INFJ, apa emang konsepnya yang nggak se-valid itu? Maksudnya, kalo emang cuma 1% kenapa di mana-mana aku ketemu gitu. Pokoknya pertanyaan-pertanyaan semacam itu mulai bermunculan di kepala aku.

Begitu juga akhir-akhir ini, yang konsep introvert dan extrovert makin rame orang bahas di mana-mana. Kayak membagi orang ke dalam dua jenis doang gitu, padahal jumlah manusia di dunia sekarang udah tembus 8 milyar denger-denger. Manusia sebanyak itu, cuma dikelompokkan ke dalam dua jenis? Kan agak nggak masuk akal, ya.

Bukan cuma itu, sih…

Terus aku sering lihat kan di postingan medsos yang bahas-bahas psikologi gitu, akun ala-ala sih nggak semua dari psikolog profesional. Yang intinya bilang kalo perbedaan introvert dengan extrovert itu ada di energi ketika berinteraksi dengan orang lain. Extrovert mendapatkan energi ketika beriniteraksi, sedangkan introvert menguras energi saat interaksi sama orang lain.

Dengan kata lain, berinteraksi sama orang lain itu melelahkan banget buat introvert. Bikin capek banget, makanya suka males ketemu orang. Untuk beberapa poin, aku setuju sih. Dan btw, aku kan ‘teridentifikasi’ sebagai introvert ya.

Cuma terus aku mikir, aku tuh males ketemu orang baru tahun-tahun ini aja. Itu juga ya malesnya ketemu orang-orang baru, kalo ketemu temen-temen yang udah kenal mah oke-oke aja. Dan pada dasarnya, aku ini anaknya seneng banget ngobrol. Aku suka ngomong ngalor ngidul, apalagi kalo udah ketemu temen-temen.

Masalahnya, sekarang kan susah ketemu temen-temen yah, karena satu dan lain hal. Dan kalo sama orang-orang baru kan masa langsung ngobrol panjang lebar, nggak bisa gitu juga kan.

Intinya, aku sih nggak ngerasa kalo ketemu orang itu menghabiskan energi. Tergantung sama siapanya, interaksinya gimana, dan ngobrolnya gimana. Nggak bisa dipukul rata gitu kasusnya.

Nah, jadi sebenernya aku ini introvert atau bukan?

Hahaha jadi bingung.

Mungkin introvert itu bukan sekadar ketemu atau enggak, tapi lebih ke sama siapa ketemunya ya. Di beberapa postingan aku pernah baca begini juga, sih.

Terus lagi, beberapa hari yang lalu aku nonton di YouTube MMTG-nya JaeJae yang emang suka bahas MBTI. Pas siapa ya bintang tamunya, aku juga lupa; cuma intinya dia bilang nanti 20 tahun lagi orang bakal malu pernah heboh soal MBTI.

Di situ aku jadi kepikiran, iya juga ya. MBTI dan introvert extrovert ini emang lagi heboh banget, rame banget di mana-mana. Kayak semua orang bahas itu; dan menganggap itu sebagai salah satu kebenaran, fakta, dan semacamnya. Padahal kalo dipikir-pikir, itu semua kan konsep yang dibuat sama sesama manusia juga. Bukan kebenaran mutlak, hakiki gitu.

Dan itu nggak bisa menjelaskan ragam kepribadian manusia yang unik, yang beda-beda banget. Manusia kan emang sosok yang rumit, dan terbentuk karena pengaruh banyak hal. Dan juga, bisa selalu berubah.

Jadi, ini sebenernya tulisan tentang apa, deh?

Di sini aku bukannya pengen bahas soal benar salahnya MBTI atau konsep kepribadian lain-lain, sih. Cuma mau angkat soal fenomena hebohnya semua tes kepribadian itu aja. Dan menyampaikan berbagai pertanyaan di kepala aku soal semua itu.

Cuma lagi, di sisi lain aku paham juga kenapa MBTI dan semacamnya digemari banyak orang. Sebagai manusia, aku juga seneng bisa mengenal diri lebih dalam. Mengenal siapa kita, apa yang bisa kita lakukan, orang kayak gimana kita, dan semacamnya.

Kalo di pelajaran pas kuliah dulu, ada teori yang bahas tentang reducting uncertainty. Aku lupa apa nama pastinya, pokoknya itu teori tentang bagaimana manusia selalu berusaha mengurangi ketidakjelasan dalam hidupnya. MBTI dan konsep-konsep kepribadian pun mungkin bisa dibilang sebagai bentuk upaya kita untuk mengurangi ketidakjelasan.

Jadi kenapa teori-teori itu banyak digemari, salah satunya mungkin karena kita suka sesuatu yang jelas; termasuk kejelasan akan diri sendiri. Teori-teori dan konsep kepribadian itu membantu menjelaskan siapa kita. Menamai orang seperti apa sih kita itu.

Karena juga kita ingin mengenal diri sendiri, dan dikenali oleh orang lain. Konsep-konsep kepribadian bukan saja membantu kita memahami diri sendiri, tapi juga membantu orang lain memahami diri kita.

Jadi yah, meskipun aku nggak sepenuhnya setuju dengan konsep MBTI dan teori introvert extrovert; aku rasa itu bukan hal yang buruk juga. Lagian aku masih yakin kalo trend itu selalu berputar ya, dan akan datang masanya dimana MBTI pun nggak se-menarik itu lagi.

Jadi (lagi) yah, sekarang rasain aja gimana euphorianya dan amati semua proses serta perkembangannya. Nggak perlu juga menjadikan konsep itu sebagai kebenaran mutlak, kembali lagi ke dasar bahwa manusia sangat unik dan beragam. Bahwa manusia nggak plek ketiplek dibagi jadi ke beberapa kategori aja, namun lebih dalam dan kompleks lagi.

Tapi yaa kalo cuma buat asik-asikan aja, boleh laaah ~

Nah, jadi MBTI kamu apa? 🙂

pena runcing
ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

Author: ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

2 thoughts on “MBTI Kamu Apa?”

  1. Aku juga pernah bertanya-tanya kenapa INFJ dibilang langka, padahal aku juga lumayan banyak ketemu orang yg bilang dia INFJ. Tapi seiring berjalannya waktu dan ketemu lebih banyak orang, dan mengura-ngira (c7ma mengira-ngira doang), kenapa INFJ dibilang langka, ya karena emang banyakan tipe MBTI yg lain. Dan aku ngerasa, emang orang yg (keliatannya) ekstrover lebih banyak. Hehehe. Yah, tapi nggak tau juga, cuma ngira-ngira doang. Dan mungkin dibilang 1% tuh dr keseluruhan populasi dunia kali ya. Hehehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *