Last Mission | Epilog – Aku menatap makam di hadapanku lamat-lamat.
Aku sudah berdiri sejak dua puluh menit yang lalu di depan makam ini. Setelah meletakkan bunga mawar di depannya, aku tidak melakukan apa-apa lagi. Atau mengatakan apa-apa.
Hanya air mataku yang terus-menerus mengalir. Mengingat semua yang terjadi sejak dua belas tahun yang lalu, sampai seminggu yang lalu. Dan beribu “kalau saja” yang terus berputar di kepalaku.
Continue reading “Epilog: Nightmare Ends”