Berbeda Berarti Tak Sama, Bukan Salah

berbeda

Berbeda Berarti Tak Sama – Selamat pagi dunia. Selamat pagi semua. Selamat pagi Efilkom *lalu hening*

Sepagian ini gue mau membagi pemikiran yang akhir-akhir ini berkecamuk di kepala gue. Dan daripada kepikiran terus pas nanti ngerjain efilkom kan mendingan share di sini aja haha. Kalo ternyata jadinya lebih meng-absurd yaa sorry before yaa 😀 

Kemaren-kemaren pas keingetan pondok dan kangen banget, jadi keingetan lagi kan pas di sana gimana. Terus ya merembet-rembet lah keinget sama kehidupan di sana. Terus ngerembet-rembet lah sama gimana orang dipandang disana, tentang patokan ‘baik’ di sana itu gimana.

Kayaknya pernah gue bahas juga deh di blog ini kalo di pondok gue pandangan baik itu mentok ke “jilbab gede-baju panjang-kalem”. Nggak salah sih. Ya gila kali gue bilang orang yang dengan kriteria begitu ga baik. Baik lah, emang gampang pake kerudung gede terus ga banyak omong? 

Cuma yang suka gue sayangin, orang-orang yang terlihat bertolak belakang dari penampilan kriteria baik itu sering langsung di-underestimate. Dipandang ga baik, ga dikasih kepercayaan menjalankan amanah organisasi, ga dikasih kepercayaan bisa belajar dengan baik, dan semacamnya.

Padahal menurut gue, ya emang kenapa kalo yang ga berpenampilan begitu? Yang begitu baik, tapi ga lantas yang nggak begitu nggak baik dong. gue ga sependapat sama penilaian baik-tidak yang terlalu baku itu, terlebih dari penampilan aja–yang kasus di sekolah gue dulu yaa.

Cuma yang suka gue sayangin, orang-orang yang terlihat bertolak belakang dari penampilan kriteria baik itu sering langsung di-underestimate. Dipandang ga baik, ga dikasih kepercayaan menjalankan amanah organisasi, ga dikasih kepercayaan bisa belajar dengan baik, dan semacamnya.

Padahal menurut gue, ya emang kenapa kalo yang ga berpenampilan begitu? Yang begitu baik, tapi ga lantas yang nggak begitu nggak baik dong. Gue ga sependapat sama penilaian baik-tidak yang terlalu baku itu, terlebih dari penampilan aja–yang kasus di sekolah gue dulu yaa.

Yang nggak begitu, cuma berbeda aja.

Berbeda berarti kan nggak sama. Nggak sama kan nggak berarti pasti salah juga.

Hal ini gue temuin lagi pas udah lulus sekolah. Entah kenapa, hal-hal yang nggak sesuai sama ‘penilaian’ umum itu dipandang salah. Padahal belom tentu, kalo kata gue. hal sepele pula.

Misalnya, ada omongan “si ini cantik tau. Badannya juga bagus, tapi sayang rambutnya nggak lurus”. atau “si itu cantik deh. mukanya putih juga, tapi sayang badannya gede.”

Lah, emang kenapa kalo rambutnya nggak lurus? Emang kenapa kalo badannya ga ideal? Sekali dua kali denger okelah yaa, tapi itu bukan hal yang selintas-selintas doang gue denger. Seriiiing banget, sampe-sampe gue kepikiran, apa itu salah, ya?

Karena dibicarakan seolah hal-hal kayak gitu tuh salah. Seolah yang ga sama dengan pandangan umum itu salah.

Padahal cuma berbeda, kan? Apa beda dosa? Kalo manusia di dunia sama semua betapa empetnya pemandangan dunia hahaha~

Terus juga soal sepele lainnya, soal di medsos. waktu kapan gitu, udah agak lama sih, gue sering banget ngeliat orang apdet galau-an mulu. tentang hati mulu. Dan itu jadi isu hangat deh pokoknya, yang apdet soal galau-galau pasti langsung dikomenin. Yang apdet soal hal laen dicuekin, seolah beda dunia beda bahasa. seolah yang nggak ngikutin ‘kaidah umum ber-sosmed’ dan itu salah.

Waktu berjalan *ssah*, trennya udah ganti lagi. Orang seneng pada apdet lagi di mana sedang apa pake aplikasi gitu. Gue nggak ngerti sih, hape gue nggak mendukung haha. Meski kalopun mendukung gue juga ga yakin bakal begitu apa engga. Gue ga bilang itu salah, cuma itu nggak sesuai ama selera gue aja. kayak sama apdet-an gue yang mungkin ga sesuai ama selera orang-orang.

Jadi, sebenernya itu cuma perkara selera, kan?

Cuma perkara preferensi orang yang beda-beda. beda yang berarti nggak sama, nggak berarti salah dong. Ketika lu sukanya ini dan gue sukanya itu lalu kita mengekspresikannya cara masing-masing, apa itu salah? Ketika kebetulan kesukaan gue sesuai sama pandangan umum saat ini dan kesukaaan lu kebetulan bersebrangan sama trend saat ini, lantas apa gue bener dan lu salah? 

Sama halnya kayak pandangan soal baik-buruk yang gue bahas di awal tadi. Ketika kita punya pandangan baik yang beda sama pandangan kebanyakan–yang waktu itu di sekolah gue–, apa lantas itu salah? 

Hidup kan ga baku matematis, satu tambah satu sama dengan dua. Ketika kita melakukan atau membicarakan sesuatu yang nggak sama ama pandangan atau situasi umum yang sedang berlaku, apa lantas kita salah? Kita cuma berbeda, itu aja.

Beda cuma berarti aku dan kau tidak sama. Karena aku dan kau memang tak harus sama. Ketika aku dan kau yang berbeda, bukan berarti ada salah satu di antara kita yang salah. Karena aku dan kau hanya berbeda, itu saja.

Karena sekali lagi, kalo manusia di dunia ini semua sama betapa empetnya pemandangan dunia~

Selamat pagi, dan semoga kita semua bahagia 😀

pena runcing
ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

Author: ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

2 thoughts on “Berbeda Berarti Tak Sama, Bukan Salah”

  1. setuju bgt sama ziyah… ^_^
    (sebagai orng yg sering merasa terintimidasi dgn kata "perbedaan") haha 😀
    bnyak yg bertanya, "kenapa aku berbeda dgn yg lain?", lantas jawaban sederhananya hnyalah "mengapa qt harus sama dgn yg lainnya?" ^_^

    kapan lah zy qt ketemuan? gak jadi2 nih… ^_^ -elfuqoiroh-

  2. "mengapa qt harus sama dgn yg lainnya?" ^_^

    setuju banget tuh isda 😀

    iya nih kapan yah kita ketemu? padahal kampus deketan T_T mau deh sekali2 main ke al hikmah hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *