[SPOILER ALERT] Tulisan ini berisi review drama Chief Detective 1958 yang mungkin akan membahas alurnya juga. Kalau yang nggak suka spoiler, silakan tonton dulu dan nanti balik lagi ke sini yaa ^^
Sebagai avid fan, drama Lee Jehoon selalu aku tunggu. Meski sebenarnya aku berharap dia main romance lagi, pengen lihat dia uwu-uwu kayak di Tomorrow with You. Tapi beberapa tahun belakangan dia main action mulu, nggak apa-apalah aku akan tetap nonton sambil nunggu dia romance lagi (keukeuh berharap) wkwk.
Aku nonton Chief Detective 1958 ini sambil ngikutin Lovely Runner yang lagi on going. Awalnya aku nggak berekspektasi apa-apa sama drama ini, murni demi Jehoon aja nontonnya haha. Cuma ternyata pas udah nonton, aku suka drama ini lebih dari yang kuduga!
FYI, drama ini adalah prequel dari drama Chief Detective yang tayang pada 1971 – 1989. Dibintangi oleh Choi Bul Am sebagai Park Young Han, yang tampil juga di versi 2024 ini.
Nah, ini dia beberapa hal yang menarik dari drama Chief Detective 1958. Disclaimer, tulisan ini murni pendapat pribadiku aja yaa ^^
Latar Tempat dan Waktu Chief Detective
Salah satu hal yang aku suka banget dari Chief Detective 1958 adalah latar tempat dan waktunya. Berawal dari tahun 1958, dan berjalan hingga beberapa tahun setelahnya. Kalau nggak salah sekitar tahun 1960-an, aku lupa sampai tahun berapa tepatnya.
Dan karena latar waktunya itu, set yang ditampilkan juga nuansa masa itu. Jadi berasa vintage gitu. Kalau pernah nonton Tale of Nine Tailed aka gumiho-nya Lee Dong Wook yang season 2, mirip-mirip gitu setting tempatnya.
Ada trem, bangunan sisa pendudukan Jepang, campuran antara nuansa tradisional Korea yang ber-hanbok dan gaya pakaian yang lebih modern kayak jas sama blouse. Masih ada yang pakai kuda, ada juga yang pakai mobil. Suka banget deh aku lihatnya, enak aja nonton setting yang begitu.
Dan mungkin karena nuansa retro dan vintage naik daun juga, jadinya kayak keren aja gitu. Terutama gaya pakaian sama mobil ya. Mobil sih yang berasa banget, kan kalau sekarang mobil begitu mahal banget tuh wkwkwk.
Bukan cuma dari segi latar tempat, tapi juga kondisi Korea Selatan pada pada waktu itu. Ada pergolakan politik dan kekuasaan, nggak lama dari perang Korea juga. Jadi banyak konflik yang bisa diangkat ke dalam drama ini, dari kriminalitas biasa sampai yang nyangkut pemerintah.
Cerita yang Seru, Tapi Nggak Bikin Pusing
Dari judulnya aja kita pasti udah nebak kalau drama ini akan penuh investigasi dan kasus kejahatan. Emang iya itu isinya, tapi nggak sepusing dan sekompleks yang kukira. Ceritanya seru, tapi nggak yang ngejar-ngejar banget.
Mungkin karena terbiasa nontonin drama misteri zaman sekarang, jadi pas nonton Chief Detective 1958 kayak lebih “santai”. Ceritanya juga kayak case per case aja, satu atau dua episode udah selesai dan ketemu siapa penjahatnya. Pokoknya bukan drama yang memusingkan dan bikin kita berteori-teori setiap episodenya, deh.
Dan selain kasus kriminal, drama ini juga menceritakan kondisi masyarakat pada masa itu. Ternyata orang Korea pernah ada masanya juga sering dipalak preman, dan negara kayak berkoalisi (?) sama gangster gitu.
Dan ternyata dulu itu polisi Korea korup abis, terang-terangan banget. Ya berpihaknya pada penguasa aja, nggak mau ngurusin masalah warga, gampang disogok. Mirip-mirip sama polisi Indonesia lah, cuma bedanya polisi kita kok sampai sekarang gitu yah? Wkwkwkwk.
Terus masa itu kan Korea belum lama merdeka dan established sebagai negara, jadi masih banyak ketidakjelasan peraturan. Makanya masih terang-terangan banget kerja sama dengan gangster, aturannya juga masih kayak zaman perang.
Tiap Masa Selalu Ada Kejahatan
Kasus kriminalitas pertama yang diangkat dalam drama ini adalah pencurian sapi. Setelah itu, kasusnya masih terbilang “sederhana”, terutama kalau dibandingkan kasus zaman sekarang. Jadi kupikir ya mungkin emang pada saat itu, hal-hal yang seolah kejahatan kecil adalah hal besar.
Tapi ternyata, makin ke sini makin banyak kasus kejahatan yang diangkat dan itu sama sekali bukan hal kecil. Drama ini seolah menunjukkan bahwa tiap masa pasti ada aja yang jahatnya. Bahkan saking jahatnya, Park Young Han (Lee Jehoon) sampai takut gimana kalau punya anak di dunia yang menyeramkan ini.
Salah satu kasus yang membekas buatku adalah kasus anak yang bunuh orang tuanya. Aku emang sempat curiga pas lihat tuh anak, kayaknya dia pelakunya. Tapi terus aku mikir, ah ini kan drama tahun 1960-an, masa sih ada yang sejahat itu.
Dan ternyata, emang sejahat itu.
Aku pikir, kasus semacam itu cuma terjadi di zaman sekarang yang emang makin edan. Tapi ternyata, dulu pun udah ada orang yang kepikiran hal itu dan punya kecenderungan sebagai psikopat. Ternyata setiap masa memang selalu ada kasus kejahatan dan kriminalitas yang menyeramkan.
Meski begitu, selalu ada orang yang berusaha melawan kejahatan itu juga. Seperti Park Young Han cs yang tetap berjuang meski nggak didukung oleh rekan sesama polisi.
Salah satu line yang membekas adalah ketika mereka ditanya kenapa tetap melawan penjahat meskipun nggak ada yang dukung. Dan jawabannya adalah, “Tidak buruk juga kan kalau dunia punya satu orang seperti aku?”
Satu Tertangkap, Kejar Selanjutnya
Chief Detective 1958 menggambarkan kisah para polisi yang menjalankan tugasnya untuk mengejar penjahat, siapa pun dan sampai kapan pun. Jadi nggak cuma menargetkan satu ultimate villain lalu cerita selesai, namun terus mengejar orang-orang yang berbuat jahat.
Mungkin itu juga yang bikin drama ini easy to watch. Biasanya kalau drama yang menargetkan satu ultimate villain kan berasa banget kejar-kejarannya, baru berakhir ketika si penjahat itu jatuh. Tapi drama ini tuh ya emang ngejar semua penjahat, selayaknya tugas polisi pada dasarnya.
Tadinya aku pikir drama ini menargetkan si bos gangster sebagai ultimate villain yang akan tumbang di akhir, tapi ternyata enggak. Kejatuhan gangster itu malah nggak terlalu dibahas, kayak ya udah mereka tergerus seiring dengan pergantian kekuasaan. Jadi bukan karena para polisi juga itu gangster tumbangnya.
Meski begitu, para polisi ini selalu berusaha sekuat tenaga apapun kasus yang mereka hadapi. Begitu satu kasus selesai, penjahat selanjutnya muncul dan mereka kejar sekuat tenaga. Drama ini kayak menggambarkan gimana kehidupan para polisi yang berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Chief Detective 1958: Jehoon’s Romance
Satu hal yang juga aku suka dari Chief Detective 1958 adalah kisah romantis Park Young Hoon dan Lee Hye Ju (Seo Eun Soo). Saking lamanya nggak lihat Jehoon di romance, jadi seneng banget pas tahu ada aspek romansa dalam drama ini. Meski emang nggak banyak, tapi jauh lebih banyak dari yang aku duga.
Bingung, nggak? Hahaha.
Jadi karena tahu drama ini modelan begini, aku nggak berekspektasi ada romance-nya. Paling kalaupun ada ya tipis-tipis gitu. Bahkan mungkin nggak sampai “jadi” gitu, kode-kodean aja macam anak pramuka.
Tapi ternyata enggak. Romansa di drama ini sejelas sinar matahari dan cahaya bulan wkwkwk. Aku malah nggak nyangka kalau mereka diceritakan sampai nikah.
Dan mungkin karena latar ceritanya juga yang tahun 1960-an (pas mereka udah nikah), pasangan ini tuh kayak adem banget. Jehoon kayak suami yang adem dan mengayomi banget, adem banget pokoknya. Aku aja sempat kaget, mungkin masih kebawa dia suka galau dan pusing sendiri di Tomorrow with You wkwk.
Dan karena itu juga, jadi makin pengen lihat Jehoon main romance lagi. Romcom bisa kali, bang >_<
Ketika Dunia Belum Serumit Sekarang
Satu lagi hal yang aku suka dari Chief Detective 1958 adalah segala sesuatu dari drama ini kayak menunjukkan masa-masa di mana dunia belum serumit sekarang. Kasus-kasus kejahatannya yang masih “sederhana”.
Emang sih teknologi juga sederhana, nggak ada ponsel dan masih pakai surat. Tapi karena itu, alat-alat yang dilakukan dalam kejahatan juga sederhana. Meskipun nggak serta-merta hitam dan putih aja, tapi yang jelas nggak serumit kasus-kasus drama yang latarnya zaman sekarang.
Begitu juga dengan hubungan sesama manusia. Hubungan romansa dan rumah tangga Park Young Han yang adem banget, nggak serumit sekarang. Atau mungkin karena emang bukan itu fokus ceritanya? Cuma yang jelas, nggak ribet gitu.
Juga hubungan antara Park Young Han dan para anggota timnya. Nggak tiba-tiba ada yang berkhianat di akhir, atau ternyata dia mata-mata. Pokoknya jalan cerita drama ini tuh “bersih”; lugas, tegas, dan jelas.
Mungkin emang itu yang mau diangkat oleh drama ini, ya? Kayaknya karena kebanyakan nonton drama misteri, aku udah overthinking duluan. Padahal ya, penonton hanya perlu duduk tenang dan nikmati pertunjukannya.
Jadi, Kesimpulan untuk Chief Detective 1958?
Coba deh tonton drama ini. Hihihi.
Aku juga awalnya iseng-iseng doang nonton ini, dan ya itu, demi Jehoon. Tapi ternyata drama ini seru dengan caranya yang unik, bikin aku nunggu-nunggu tiap pekan. Meski kasus-kasusnya suka bikin deg-degan, tapi aku bisa tenang dan percaya mereka bisa mengatasinya dengan baik.
Yang jelas, Chief Detective 1958 adalah tontonan yang ringan tapi tetap seru, easy to watch. Dan, menyenangkan untuk ditonton. Apalagi buat yang suka latar tahun ‘50-an yang vintage itu. Pasti suka banget sama latar tempat, gedung, dan fashion di drama ini.
Cumaaaa, sayang banget drama ini cuma 10 episode. Aku kaget sih pas tahu, nggak siap gitu tiba-tiba aja udah tamat. Meskipun akhir-akhir ini aku nggak sanggup ngabisin drama 16 episode, tapi 10 episode buat drama sebagus ini tuh dikit bangeeeeet.
Semoga ada season 2 deh. Ada, kan? Ada, dong! Hahaha maksa.
Dan lagi-lagi, tak bosan-bosannya kuucapkan harapan semoga Jehoon main romance yang bagus lagi. Plis dong bang, emang nggak capek main gebuk-gebukan mulu >,<
Tapi sebelum hari itu tiba, silakan tonton dulu Chief Detective 1958 ini. Katanya Taxi Driver 3 dan Signal 2 juga akan keluar, kita pantengin itu dulu aja.Anyway, selamat menonton!