Akan sangat lebay kalau saya bilang drama Bad Guys ini sempurna, karena tidak ada buatan manusia yang sempurna. Meski ada keinginan kuat buat bilang kalau ini drama yang sempurna, tapi kembali lagi ke kalimat sebelumnya; jadi saya katakan kalau ini drama yang sangat, sangat bagus.
Terus saya kepikiran juga buat bilang kalau ini adalah Kdrama paling bagus yang pernah saya tonton, tapi terus saya mikir lagi kalau saya kan nggak inget udah nonton drama apa aja. Eh tapi lagi, kalau drama bagus kan nggak mungkin terlupakan ya? Jadi kalau ada drama yang saya rasa lebih bagus dari ini harusnya saya inget. Tapi lagi… kok jadi bahas beginian, yaudahlah nggak penting. Yang penting adalah, drama ini sangat amat bagus dan saya merekomendasikan Anda semua untuk nonton 🙂
Ini drama yang udah lama, tayang 2014. Genre-nya crime, action, & thriller. Saya antara menyesal sama bersyukur baru nonton drama ini sekarang. Menyesal karena kenapa kok baru sekarang saya nemu dan nonton drama bagus gini, tapi di sisi lain juga bersyukur nggak harus nungguin drama ini tayang tiap minggu kayak kalau lagi ngikutin drama ongoing. Karena rasanya saya nggak kuat kalau harus nunggu seminggu buat ngelihat kelanjutan cerita tiap episodenya hahaha.
Awal mula mau nonton Bad Guys
Sebenernya, saya awalnya nggak ada keinginan buat nonton drama ini meski tahu ada Park Hae Jin di sini. Kayaknya terlalu berat gitu ceritanya, bakal kesusahan saya mikirnya nanti. Tapi kok rasanya setelah drama-drama seru kayak Lookout tamat, saya jadi kehilangan drama yang bisa mewarnai hari-hari saya yang sangat biasa *tsaaah.
Terus juga saya kangen sama Park Hae Jin hihihi, dan akhirnya berpikir untuk mencoba nonton episode awal Bad Guys ini. Jadinya saya pun ketagihan nontonin sampai tamat dan saya sangat bersyukur sama pemikiran saya itu karena bisa bertemu drama bagus banget kayak gini 😀
Singkat cerita, drama ini mengangkat kisah seorang polisi detektif yang merekrut para kriminal dari penjara buat menangkap para penjahat yang berkeliaran di luar sana. Konsep dasarnya agak mirip sama film Suicide Squad, ya. Eh, apa Suicide Squad yang mirip Bad Guys? Soalnya Bad Guys kan tayang 2014, Suicide Squad baru keluar tahun 2016. Oke skip ini nggak penting ~
Akhir-akhir ini saya lebih sering nge-review drama yang baru tayang dari episode minggu pertamanya, kecuali Tomorrow With You yang sampai saya review di awal dan setelah tamat. Jadi agak aneh rasanya saat sekarang saya mau review drama yang udah saya tonton sekaligus, takut kebanyakan ngasih spoiler juga. Tapi rasanya sayang aja kalau nggak review drama ini hahaha.
Jadi saya akan berusaha buat meminimalisir spoiler yang akan mengurangi esensi keseruan nonton drama ini secara langsung 🙂 Saya akan me-review beberapa point yang sangat saya suka dari drama Bad Guys ini.
The Bad Guys
Pas nonton episode awal yang masih banyak menggambarkan pengenalan tokoh-tokohnya, saya sempet penasaran kalau apa mungkin penulis naskah dan produsernya pernah terpikir buat ngasih judul drama ini “Crazy Dogs”. Atau kemungkinan kalau drama ini judulnya bukan Nappeun Nyeoseokdeul (Bad Guys), pasti judulnya Michin Gaedeul (Crazy Dogs). Sepanjang saya demen nontonin Kdrama, baru kali ini saya sampai kepikiran judul lain yang mungkin ada pada sebuah drama hahaha.
Pemikiran-pemikiran itu muncul karena keempat tokoh sebagai bad guys itu bener-bener punya kepribadian yang “gila”. Apalagi awalnya, polisi detektif yang bertugas buat nangkep penjahat dan akhirnya merekrut para kriminal itu; Oh Gu Tak, emang punya julukan Crazy Dog. Ketika Oh Gu Tak pun menyebut mereka sebagai michin gaedeul, saya kira nggak segitunya. Karena di Kdrama sering menyebut istilah itu tapi sebenernya nggak begitu-begitu banget. Tapi ternyata mereka emang bener-bener “gila”.Â
Keempat tokoh ini adalah salah satu alasan kenapa saya bisa betah banget dan akhirnya jatuh hati sama drama ini. Karakter mereka dibuat dengan sangat baik dan disampaikan dengan sangat baik juga oleh para aktor yang memerankannya. Saya emang selalu suka tokoh drama yang punya karakter kuat, dan mereka semua punya karakter yang kuat. Dan bikin orang ngerasa attached sama tokoh yang mereka perankan.
The Crazy Leader
Oh Gu Tak (Kim Sang Joong; Rebel Thief Who Stole The People, City Hunter) punya julukan Crazy Dog. Hal ini karena dia selalu melakukan penyelidikan sampai ke akar-akarnya buat menangkap penjahat, meski harus melakukan berbagai hal ekstrim.
Tentu aja salah satu hal ekstrim yang dia lakukan adalah mengeluarkan para kriminal dari penjara. Oh Gu Tak merekrut mereka buat menangkap para penjahat yang selama ini nggak bisa ditangkap oleh polisi. Dan membiarkan para kriminal itu melakukan dengan cara mereka sendiri untuk menangkap penjahat, meski kalau dari segi aturan itu adalah hal-hal ilegal.
Saya pernah nonton aktor ini di City Hunter sebagai ayah angkatnya Lee Min Ho dan saya agak takut ama tokoh dia, serem gitu kan ajussi ini di situ. Tapi di Bad Guys, ajussi ini nggak seserem itu dan saya sangat menikmati aktingnya. Ajussi ini sukses buat saya bertanya-tanya dari awal apa sebenernya maksud dari perbuatannya, sebenernya emang percaya kalau para kriminal itu bisa berubah atau enggak, dan sebenarnya orang ini baik apa enggak.
The Genius Psychopath
The first, basic reason is always Park Hae Jin!
Di drama ini, Park Hae Jin (Man to Man, Cheese in The Trap)Â berperan sebagai Lee Jung Moon. Dia adalah seorang psikopat jenius yang ditangkap karena tuduhan pembunuhan berencana (serial killer). Seperti biasa, lagi-lagi saya terkagum-kagum sama akting Park Hae Jin yang sangat detail, dari sorot mata sampai gestur tubuh.
Ngelihat Park Hae Jin di sini membuat saya paham kenapa netizen, di Korea khususnya, banyak yang menyarankan dia untuk berperan sebagai Yoo Jung di Cheese in The Trap. Lee Jung Mun punya aura yang mirip kayak Yoo Jung, cuma bedanya Lee Jung Mun sangat jarang senyum dan jauh lebih dingin.
Tapi dingin-nya Lee Jung Mun lebih kayak sebagai bentuk perlindungan dirinya kalau menurut saya. Kalau Yoo Jung kan lebih karena dia benci orang-orang yang manfaatin dia. Ada beberapa scenes yang saya ngelihat Lee Jung Mun itu tampak rapuh dan bawaannya jadi pengen meluk dia *eh 😀
The Ultimate Power
Park Un Cheol (Ma Dong Seok; 38 Revenue Collection Unit, Train to Busan) adalah tangan kanan dari bos gangster yang bisa menguasai dunia underground Seoul selama 25 hari. Ajussi ini kuat banget, terutama kalau masalah mukulin dan berantem sama orang.
Dalam menangkap penjahat incaran, dia mengandalkan relasi gangsternya yang banyak tersebar di mana-mana. Dan saya kok ngerasanya itu keren ya hahaha. Kayak apa ya, bos besar yang sangat punya power dan digunakan di jalan yang benar. Yah, meski caranya nggak selalu benar-benar banget hehehe.
Dibanding ketiga tokoh lainnya, tokoh Park Un Cheol ini nggak terlalu banyak memiliki twist atau rahasia di masa lalu. Dari yang lainnya juga, Park Un Cheol nggak terlalu pintar; dia lebih menggunakan pukulan daripada otaknya. Tapi hal itu yang bikin beberapa kali saya ketawa saat bagian dia, semacam ice breaking dalam drama ini.
The Cold Assassin
Jung Tae Soo (Jo Dong Hyuk; Inspiring Generation) adalah pembunuh bayaran yang selalu menjalankan tugasnya dengan sempurna tanpa kesalahan, tapi suatu hari menyerahkan diri ke kantor polisi.
Sebagai pembunuh bayaran profesional, Jung Tae Soo  memanfaatkan “pengalamannya” itu dalam mencari penjahat dengan memposisikan diri sebagai pelaku. Kayak apa strateginya, apa alat yang digunakan, sampai perkiraan tinggi badan pelaku.
Saya nggak pernah nonton aktor ini sebelumnya, tapi dari awal dia udah menarik perhatian dan mata saya hahaha. Nggak tahu kenapa kelihatannya cakep aja, tapi setelah saya pikir-pikir sebenernya dia nggak cakep-cakep amat. Tapi lebih karena aura chill yang justru membuatnya tampak keren.
Terus, tokoh Jung Tae Soo ini satu-satunya permasalahan utamanya berkaitan sama wanita dan dilema cinta. Bukan tokoh yang bikin melting sih, tapi justru dilema yang dia alami bikin nontonnya terasa nyeess gitu.
The Story
Sangat banyak twist yang ada dalam drama ini, and I felt blessed while watching it!
Saya selalu suka kalau drama ngasih kejutan yang nggak saya sangka tapi bukan yang nggak masuk akal, dan Bad Guys banyak memberikan kejutan itu. Saya berkali-kali dikagetkan dengan plot drama ini, apalagi rahasia-rahasia masa lalu yang mengaitkan keempat tokoh yang saya bahas di bagian sebelumnya. Alur drama ini membuat saya benar-benar tenggelam dalam cerita, membuat tebakan dan pemikiran saya berganti-ganti setiap saat.
Dan hampir semua tokoh saya curigai sebagai orang jahat yang jadi dalang di balik semua itu, tapi kemudian mikir kalau kayaknya sebenernya mereka baik. Terus setelah ceritanya berlanjut, mikir lagi kalau emang benar jahat. Begitu terus saking banyaknya twist dan hal yang nggak saya sangka.
And please don’t do this at home : cepet-cepetin video karena saking penasarannya sama apa yang sebenarnya terjadi.
Percayalah, Anda akan langsung menyesalinya beberapa saat kemudian hahaha. Saya emang termasuk orang yang nggak sabaran; dan sering banget nontonin drama cepetin dulu karena penasaran, baru ulang lagi.
Selama ini saya nggak banyak menyesal kalau abis cepetin nonton, kecuali drama-drama tertentu yang emang biasanya genre thriller. Cuma biasanya ya udah menyesal sedikit doang tapi ngulangin lagi kalau penasaran hahaha.
Tapi pas saya sempet cepetin Bad Guys di episode awal-awal, saya langsung menyesal banget. Saya jadi melewatkan sensasi mendebarkan yang menyenangkan saat nonton drama ini. Sensasi penasaran, tebak-tebakan, emosi naik turun, sampai kaget karena twist yang ditampilkan selanjutnya. Saya sangat menyayangkan karena melewatkan sensasi-sensasi itu, dan nggak mau lagi menyesal begitu.
Akhirnya setiap saya sangat penasaran sama kelanjutannya, saya pegangin tangan sendiri biar nggak pegang mouse dan keyboard sambil komat-kamit bilang, “Jangan, jangan. Tahan, tahan.” hahaha. Dengan begitu saya bisa lebih menikmati cerita yang disajikan drama ini.
Salah satu yang saya suka dari cerita drama ini adalah penggambaran ke-tidakmanusiawi-an manusia yang sebenarnya sangat manusiawi. Agak ngejelimet, toh? Hehehe.
Jadi begini.
Kalau sering nonton Kdrama, pasti sering mendapati tokoh-tokoh utamanya yang dijahatin meski sampai tingkat ekstrim tetap dapat berpegang pada landasan hukum formal yang dibuat. Padahal sebagai manusia, sangat wajar kalau ingin membalas apa yang orang jahat lakukan pada kita, ingin dia merasakan penderitaan yang sama.
Apalagi di Kdrama kan sering kejahatannya tuh jahat banget, sampai kayak tragedi gitu; bunuh-bunuhan sadis dan semacamnya. But the wronged ones still can managed to believe in the law; yang kadang saya nggak ngerti apakah mereka emang punya dasar sekuat itu, apakah emang sebaik itu.
Sedangkan di Bad Guys ini menggambarkan bagaimana orang yang jadi korban orang jahat sampai harus kehilangan orang yang sangat berharga, kemudian ada keinginan kuat untuk melakukan pembalasan supaya orang jahat itu menderita juga dengan cara yang kejam. Mereka ngerasa sangat tidak adil karena menderita sendiri, sedangkan penjahatnya “cuma” dapat hukuman begitu aja, atau bahkan tidak dihukum sama sekali.
Dan menurut saya gambaran itu sangat realistis. Bukannya saya membenarkan praktek pembunuhan atau jenis balas dendam lainnya. Cuma maksud saya, sangat manusiawi kalau orang yang menderita kehilangan orang yang berharga ada keinginan untuk membalas pelaku dengan hal yang sama.
Dan yang terpenting, drama ini kemudian menggambarkan bagaimana proses seseorang dalam memahami kalau memang hukum yang dibuat secara formal dan legal oleh negara itu memang hal yang tepat. Saya suka bagaimana drama ini memang menyajikan proses pemahaman tersebut yang muncul dari dalam diri mereka, tidak serta merta memegang prinsip untuk mematuhi hukum tersebut meski tersakiti. Dari yang awalnya berkeinginan bahkan melakukan tindakan main hakim sendiri, hingga kemudian sisi kemanusiaan dalam diri mereka menyadarkan untuk kembali ke jalan yang manusiawi.
Itu adalah gambaran yang sangat realistis menurut saya. They didn’t give a damn, and I like it!
Setting and Production
Saya bukan orang sinematografi dan nggak banyak pengetahuan di bidang itu, jadi sebenernya saya agak mikir-mikir bagaimana menyampaikan dengan tepat apa yang saya lihat dan rasakan mengenai bagian ini. Secara sederhananya, saya gambarin aja Kmovie sama Kdrama. Kalau diperhatikan, gambar yang dihasilkan Kmovie sama Kdrama sangat berbeda; begitu juga unsur lain kayak sound dan effect.
Kmovie lebih mengutamakan unsur real dalam penyajian gambar, dari mulai make up, wardrobe, sampai background tempat scene diambil. Nggak ada orang miskin yang bisa ganti-ganti sepatu bagus setiap hari kayak di Kdrama saat Anda nonton Kmovie. Nggak ada buronan polisi yang mukanya mulus banget padahal mana sempet cuci muka kan, kayak yang suka ada di Kdrama. Dan drama ini banyak menggunakan cara pengambilan gambar ala movie.
Saya menyadari hal itu pas dari awal para ajussi itu jenggot sama kumisnya kelihatan banget dengan jelas, hal yang sangat jarang saya temuin di Kdrama. Biasanya Kdrama lebih mulus dan glowing dalam penyajian gambar bagian wajah, karena mengandalkan visual sebagai salah satu daya tariknya.
Tapi di Bad Guys ini bahkan se-Park Hae Jin nya pun sangat kelihatan itu pori-pori mukanya. Sampai saya ngebatin, “Oh, Park Hae Jin juga manusia ternyata.” Hahaha oke ini nggak penting 😀
Cuma maksud saya, drama ini menggambarkan sedemikian real-nya bahkan dari hal-hal yang kecil. Saya sampai terpana gitu lihat Park Hae Jin pakai sepatu belel kayak yang suka anak sekolah pakai buat upacara.
Dan saya sangat suka hal itu.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya bukan orang sinematografi jadi nggak tahu gimana istilah yang tepat. Tapi angle pengambilan gambar, warna background, sound, dan hal-hal lain membuat saya merasa kalau ini adalah drama yang memiliki kualitas produksi sangat bagus. Tim produksi membuat drama ini sangat baik dan menatanya dengan apik.
Satu lagi yang bikin saya makin kagum sama drama ini, saya jadi tahu kalau pola action scenes Park Un Cheol yang gangster dengan polanya Jung Tae Soo yang pembunuh bayaran itu sangat berbeda. Park Un Cheol memiliki destroy-it-all vibe dalam pola action scenes-nya. Sedangkan Jung Tae Soo lebih ke gerakan yang gesit dan elegan tapi pasti mengenai titik lumpuh sasaran.
Kalau tambah polanya Oh Gu Tak dan Lee Jung Mun, meski nggak sebanyak mereka berdua action scenes-nya, perbedaannya justru lebih terlihat lagi. Oh Gu Tak punya gaya action khas polisi detektif yang biasa ada di drama dan movie. Sedangkan Lee Jung Mun lebih mengandalkan penggunaan alat karena dia sadar akan kemampuan berantemnya yang pas-pasan.
Ini mungkin hal yang biasa dan familiar untuk disadari bagi orang lain, tapi saya pribadi kaget bisa melihat hal-hal seperti itu saking drama ini detail menggambarkannya. Saya bahkan masih nggak nyangka bisa menggambarkan pola action scenes dengan kata elegan hahaha.
Saya kan sebenarnya nggak begitu suka genre action dan yang melibatkan berantem lainnya, biasanya suka saya skip kalau lagi bagian action scenes. Tapi di drama ini saya jadi tersadar kalau action scenes itu punya pola yang beragam tanpa saya harus mikir keras. Karena itu semua diperlihatkan dengan jelas, detail, dan tentunya sangat apik. Bravo!
The Ending of Bad Guys
Saya selalu memasukkan ending sebagai aspek yang penting dalam menikmati suatu drama, sekaligus hal yang sangat mengkhawatirkan dalam dunia Kdrama. Menemukan ending yang nggak mengecewakan dan bikin refleks komentar, “Apa sih kok gini?” aja udah merupakan keberuntungan tersendiri saat nonton Kdrama.
Apalagi bisa menemukan ending drama yang bagus. Dan apalagi bisa menemukan ending yang sangat bagus tanpa ada kurang apapun, itu saya kayak diberikan anugerah dan keberkahan luar biasa oleh Yang Maha Kuasa hahaha.
Dan di atas segala hal yang membuat saya jatuh hati sama Bad Guys, drama ini memberikan ending yang sangat bagus untuk pertama kalinya selama saya nonton Kdrama! Mungkin ini kayak lebay atau apa, atau emang beneran lebay dan saya nggak objektif. Tapi itulah yang saya rasakan atas ending dari drama ini. Saya sangat puas dengan ending-nya sampai saya pikir Bad Guys nggak akan bisa membuat ending lebih bagus lagi dari itu.
Pertama, semua pertanyaan dan permasalahan terselesaikan dengan realistis dan logis. Itu hal yang sangat penting untuk drama genre seperti ini. Kedua, drama ini nggak berakhir dengan sesuatu yang dreamy, yang malah bisa merusak bagusnya episode-episode sebelumnya.
Ketiga, dan yang baru saya alamin sekali ini; adalah perasaan lega dan puas saat nonton ending yang sebenarnya sampai sekarang saya juga nggak tahu apa alasan pastinya. Yang jelas ending drama ini sangat membuat saya kagum dan bikin saya pengen berterima kasih sebanyak-banyaknya sama tim produksi dan para pemainnya.
Final Thought of Bad Guys
This is a really, truly recommended drama ever!
Rasanya saya udah nggak bisa berkata banyak lagi soal drama ini, karena takut spoiler deh bener. Sepanjang nulis review ini pun saya lebih berhati-hati dari biasanya, baca lagi dan lagi apa yang baru saya tulis. Karena saya nggak mau kalau saya nggak sengaja ngasih spoiler yang bikin orang berkurang sensasi serunya pas nonton drama ini. Abis sayang banget kalau akhirnya sensasinya nggak dapet karena kepalang dapet spoiler.
Tapi karena saya manusia biasa yang nggak lepas dari khilaf dan salah, tolong maafkan kalau masih ada hal yang masih spoiler banget yaa 🙂
Kalau kemudian ada pertanyaan seperti, “Aku nggak suka nonton genre yang begitu, kira-kira aku bakal suka nggak, ya?”. Jawaban saya simpel; saya merekomendasikan drama ini bukan karena yakin orang bakal suka. Tapi karena yakin dan merasa kalau ini adalah drama yang sangat bagus 🙂
Drama ini nggak perlu meleburkan diri dengan mencakup berbagai genre supaya bisa disukai, karena menurut saya justru sesuatu yang fokus itulah yang bisa totalitas. Bad Guys adalah salah satu contoh hasil produksi yang sangat totalitas dengan great teamwork antara tim produksi, staff, dan tentunya the cast. Banyak hal yang ingin saya sampaikan soal bagaimana bagus dan apiknya drama ini di mata saya, hal-hal detail yang bikin saya sangat amat suka drama ini; tapi lagi-lagi saya takut ngasih spoiler kebanyakan.
Jadi, sekian review saya tentang drama Bad Guys ini.
Saya sangat berterima kasih pada semua tim produksi, staff, dan tentunya para cast yang sudah membuat drama ini bisa sangat bagus dan keren ini. And respect! Sepanjang nonton drama ini, saya terus bertanya-tanya kok bisa mereka bikin drama begini, bagus banget, keren banget. Oh dan tentunya terima kasih juga pada OCN yang udah nayangin drama ini. Setelah nonton Bad Guys, saya jadi searching tentang OCN dan ternyata TV kabel itu banyak produksi drama bagus ya. Mungkin lain kali saya akan nonton drama-drama lain dari OCN ini.
Dan OCN akan produksi Bad Guys session 2! Saya sering lihat artikelnya soal ini, tapi sebelumnya saya nggak begitu memperhatikan karena emang belum tertarik. Tapi setelah nonton Bad Guys ini, saya jadi menanti-nanti Bad Guys 2 tayang. Saya agak sedih sih karena cast-nya baru, tapi tetap nggak mengurangi antisipasi dan ekspektasi saya terhadap session 2-nya. Sekaligus agak berharap seenggaknya para cast dari session yang pertama muncul sebagai cameo 🙂
Well then, selamat menonton!