Itung-itungan

Itung-itungan | Aku jatuh pas lagi lari, literally jatuh kesandung batu. Sakit sih, tapi nggak banget-banget. Yang lebih mendominasi malah kesel dengan kenyataan aku jatuhnya itu. Kayak menambah penderitaan dari masalah dan musibah yang aku alami akhir-akhir ini. Seolah bikin hidupku yang udah gelap jadi menggelap dan semakin gelap. Sekarang lari pagi doang pun pake acara jatuh segala?

Padahal, itu cuma jatuh sedikit doang. Padahal aku cuma kesandung sedikit doang, sakit sedikit doang. Agak perih sih, tapi aku masih bisa lanjut lari abis itu. Kakiku masih bisa kupakai dengan baik, pulang sampai rumah dengan selamat. Bekas lukanya malah udah mulai kering sekarang.

Continue reading “Itung-itungan”

Merobohkan Berhala

Merobohkan Berhala – Pas belajar SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) di sekolah dulu, aku nggak habis pikir sama orang-orang yang bikin dinasti Islam hancur. Orang-orang itu padahal kan paham betul ajaran Islam, apalagi mereka belum begitu jauh juga masanya dari Rasulullah. Tapi malah mereka melakukan nepotisme, berebut kekuasaan, dan hal-hal buruk lainnya yang bikin dinasti-dinasti Islam hancur.

Jadi pas belajar SKI itu tuh aku terus aja nggak habis pikir, nggak ngerti kok bisa mereka ngelakuin semua itu? Mereka yang dari nama aja udah Islami banget, ngerti agama juga gitu. Harusnya mereka tahu kalo yang mereka lakuin itu buruk dan salah, kan? Tapi kenapa mereka tetep melakukannya?

Continue reading “Merobohkan Berhala”

Pesan, Persepsi, Komunikasi

Dulu pas belajar matkul pengantar di tahun pertama kuliah, ada materi tentang dasar-dasar komunikasi. Beberapa di antaranya adalah proses penyampaian pesan dan pembentukan persepsi.

Di proses penyampaian pesan, inti materi yang masih aku inget sampai sekarang adalah fakta bahwa pesan yang ingin kita sampaikan belum tentu bisa diterima dalam bentuk yang sama. Pesan yang kita maksud bisa jadi berbeda dengan pesan yang ditangkap penerima. Ada faktor-faktor yang membuat penerimaan pesan jadi berbeda, beberapa di antaranya opini pribadi penerima dan keadaan di sekitar penerima.

Continue reading “Pesan, Persepsi, Komunikasi”

New Genre

New Genre Salah satu perubahan yang terjadi karena COVID buat aku adalah dengerin lagu-lagu yang nggak aku denger sebelumnya. Saking jadi sering dengerin lagu, terus lama-lama bosen juga denger lagu itu-itu lagi (meski itu lagu-lagu kesukaanku, seleraku); akhirnya aku jadi nyoba dengerin lagu-lagu lain.

Dan itu ternyata jadi pengalaman baru yang menyenangkan buat aku.

Continue reading “New Genre”

Bekas Luka

Aku punya bekas luka di telapak kaki. Luka bakar waktu jalan di atas bara pas acara OSPEK dulu. Waktu itu emang lagi hits (?) acara jalan di atas bara; yang katanya nggak sakit kalau kita yakin nggak akan sakit.

Dan baik dulu maupun sekarang, aku nggak percaya hal itu. Namanya jalan di atas bara, bara yang apinya bahkan masih kelihatan oren-oren; ya bakal panas lah. Ya bakal sakit lah. Ya bakal terbakar lah.

Continue reading “Bekas Luka”

Ketok Saraf Hati

Ketok Saraf Hati – Ada teman yang cerita sakit giginya berhubungan dengan saraf, dan itu bikin sakit banget. Sempat minta dicabut aja giginya, tapi dokter bilang jangan. Gigi itu masih bisa berfungsi dan digunakan dengan baik, tinggal diketok aja sarafnya. Dimatikan sarafnya biar nggak terasa sakit lagi.

Terus tiba-tiba di perjalanan pulang, aku kepikiran begini: coba aja hati juga bisa diketok sarafnya kayak gigi. Jadi dimatikan sarafnya biar nggak sakit lagi; tapi masih bisa digunakan, masih bisa bekerja dengan baik. Jadi hati tetap ada, tetap hidup; tapi nggak merasakan sakit lagi.

Continue reading “Ketok Saraf Hati”

Semua Itu Mungkin Bukan Apa-Apa

Semua Itu Mungkin Bukan Apa-Apa | Pas aku lagi lari pagi sekitar jam setengah enam pagi, aku lihat jalan yang terbentang di depan aku kayak bagus banget. Masih pagi gitu kan masih ada kabut-kabut, ditambah lagi mata aku yang rabun dan aku nggak pakai kacamata kalau lari. Jadi makin nggak begitu jelas, makin berkabut; tapi makin indah aja kelihatannya dari kejauhan. Estetik, pemandangan itu kayak menelusup ke hati aku gitu aja.

Tapi begitu aku udah berada di jalan yang aku lihat tadi, ternyata biasa aja. Ternyata nggak ada apa-apa juga di sana. Jalan yang aku lihat begitu indah dan estetik dari kejauhan, ternyata begitu sampai nggak ada apa-apa. Nggak ada hal yang wah, nggak ada hal yang menelusup ke dalam hati aku lagi.

Continue reading “Semua Itu Mungkin Bukan Apa-Apa”