Kota Mati

kota mati

Aku berjalan dari gelap ke gelap
Berpapasan dengan yang serupa denganku
Beban di punggung, tagihan di tangan, letih di kaki;
kosong di hati

Kepala yang lebih sering menunduk, tak melihat langit lagi
Terhalang kabel bertali-tali, bangunan tinggi, asap kendaraan di sepanjang pagi

Panas menyengat di luar, tapi dingin merasuk ke dalam
Raut-raut datar menyambut senyum sapaku
Temu demi temu tak juga mengurai kaku
Hanya sesekali diramaikan selebrasi palsu demi laman maya
Seolah kami dekat;
padahal selalu ada sekat tak kasat

Tapi beban hari ini sudah terlalu berat untuk saling menyentuh hati
Di kota ini, jiwa kami perlahan mati.

– Penghujung Oktober, 2022

pena runcing
ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

Author: ahazrina

sajak, kata, kisah, potret, pena

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *