Jumbo: Kisah Anak-anak dari Para Orang Dewasa

[SPOILER ALERT] Tulisan ini berisi review film Jumbo yang mungkin berisi spoiler. Kalo yang nggak suka spoiler, silakan tonton dulu dan nanti balik lagi ke sini yaa ^^
Siapa yang nggak tahu Jumbo? Film animasi pertama Indonesia yang bikin warga +62 bangga banget dan berbondong-bondong menuhin bioskop selama beberapa pekan. Antusiasme itu juga yang turut mendorong aku buat nonton film ini dan menuangkan review di sini.
Disclaimer. Review ini hanya pandangan pribadiku tentang isi film, yang mungkin bisa berbeda dengan pandangan kamu yang juga nonton film ini 🙂
What’s Jumbo about
Jumbo bercerita tentang petualangan Don bersama teman-temannya, Nurman dan Mae, serta sosok misterius bernama Meri. Don adalah seorang anak yang cinta banget sama dongeng buatan orang tuanya dan ingin punya banyak teman. Tapi karena sering kalah saat bermain, Don jarang diajak sama teman-temannya; hanya Nurman dan Mae yang menemaninya.
Lalu suatu hari, mereka bertiga bertemu dengan sosok misterius bernama Meri. Meri meminta bantuan mereka, Don tepatnya, untuk membantu orang tuanya. Meri juga berjanji akan membantu Don supaya acara pentasnya sukses. Dari situ, petualangan mereka pun bermula.
What drew me in
Sejujurnya, aku nonton Jumbo murni karena fomo hahaha. Aku bahkan nggak nyari tahu sebelumnya Jumbo ini tentang apa, cuma tahu ini animasi pertama yang hype banget. Dan karena orang-orang sekelilingku nonton, aku pun terdorong untuk nonton juga.
Aku sendiri udah lama banget nggak nonton film di bioskop. Aku sekarang-sekarang lebih memilih nonton via streaming aja, lebih fleksibel dan bisa di-pause atau maju mundur sesuai kebutuhan hehe. Cuma begitu nonton di bioskop lagi setelah sekian lama, aku jadi kangen sensasi nonton di layar besar begitu.
Is it worth the hype?
Yes!
Nonton Jumbo menimbulkan kebanggaan tersendiri di dalam hati, melihat bahwa film dengan animasi sebagus itu adalah buatan anak bangsa. Aku merasa terharu gitu banyak elemen yang dekat dengan keseharian ada dalam animasi yang nggak kalah bagusnya sama punya Disney atau Pixar.
Salah satu elemen yang langsung menarik perhatianku itu genteng batu bata yang khas banget di rumah-rumah Indonesia. Terus banyaknya kabel-kabel listrik melintang dan cermin cembung di jalan raya yang cuma kita temukan di Jumbo. Berasa banget kalau itu buatan Indonesianya ^^
Intinya, selama nonton ini aku merasa terharu dan bangga dengan karya orang Indonesia. Bukannya mau mengaku-aku karena aku toh bukan bagian dari yang buat karya itu, tapi lebih ke apresiasi aja. Aku sangat mengapresiasi film animasi yang prosesnya nggak sebentar itu, dan hasilnya bagus banget.
Cerita Film Jumbo
Dari segi cerita, sejujurnya Jumbo nggak se-wah itu. Alurnya bukan yang bikin aku merasa wow gila ini keren banget, tapi bisa mengikuti dengan baik. Tapi pas nonton itu aku kepikiran, ini anak-anak ngerti nggak ya sama ceritanya? Karena cukup rumit alurnya.
Cuma pas aku ketemu sama keponakanku yang berumur 4 tahun dan nonton Jumbo, dia ternyata mengerti jalan ceritanya dengan baik. Jadi mungkin meski agak rumit, alur cerita Jumbo masih bisa diikuti oleh anak-anak.
Soal alur cerita juga membuatku berpikir kalau Jumbo nggak sepenuhnya film anak-anak. Lebih ke film anak-anak yang dibuat oleh para orang dewasa untuk “anak kecil” di dalam diri mereka. Baik itu alur cerita utama maupun kisah dongeng di buku orang tuanya Don, itu mengandung pesan-pesan yang baru dipahami ketika sudah dewasa.
Apalagi lirik lagu Selalu Ada di Nadimu, itu kehidupan dewasa banget hahaha. Lagi-lagi membuatku berpikir, ini anak kecil ngerti nggak sih sama maksud lagunya?
Kesan kalau Jumbo adalah film orang dewasa berjiwa anak-anak semakin kuat ketika aku lihat ending credit di akhir. Pada bagian itu, nama-nama para kru ditampilkan dengan foto kecil mereka. Seolah memang itu persembahan untuk mereka versi anak-anak, atau justru bentuk perwujudan impian masa kecil.
Melihat itu bikin aku terharu banget, campur aduk gitu. Dan tentu saja, semakin mengapresiasi hasil kerja mereka ^^
Favorite character in Jumbo
Aku paling suka karakter Nurman di film Jumbo. Nurman adalah teman yang setia sekaligus easy going, tetap selow meskipun hidupnya nggak sempurna. Dia selalu menemani Don bahkan ketika nggak banyak orang yang mau berteman dengan Don.
Nggak hanya itu, Nurman juga selalu mendukung Don dan membantu temannya itu. Meski Don suka banyak maunya (wkwkwk), tapi Nurman tetap bantuin. Dan tentu aja, bersama kambing-kambingnya yang estetik itu.
Nurman, dan Mae, bukan cuma baik sama Don. Mereka juga baik sama Meri dan berusaha membantunya ketika Don mulai lupa tujuan awal mereka. Nurman adalah gambaran teman yang asik, nggak banyak ngeluh, nggak banyak nunaninu; tapi sayangnya sering taken for granted T_T
Favorite line in Jumbo
Sap sap sap! – Nurman
What makes things better
Sepanjang nonton Jumbo, semuanya nggak ada masalah buatku kecuali satu hal: subtitle. Harus banget ada subtitle Bahasa Inggrisnya?
Mungkin itu salah satu upaya menampilkan film Indonesia di ranah global, tapi ini kan penontonnya orang Indonesia juga. Aku nonton di bioskop Bekasi, yang semuanya pasti pada bisa Bahasa Indonesia. Adanya subtitle Bahasa Inggris justru mengganggu dan aku jadi kurang bisa konsen untuk mendengar dialognya.
Mungkin Jumbo memang ada yang tayang di luar negeri juga ya, makanya ada subtitle gitu. Tapi untuk yang tayang di Indonesia kayaknya nggak perlu ada subtitle-nya begitu. Mungkin yang versi subtitle bisa untuk Jumbo yang tayang di luar negeri aja.
Personal wish
Aku berharap akan lebih banyak film-film bagus karya anak bangsa seperti ini ke depannya. Melihat Jumbo membuat aku merasa kalau ternyata hal-hal seperti ini bukan sesuatu yang tidak mungkin kita capai.
Dan harapan pribadiku, semoga kalau nanti ada animasi lagi; film itu murni film anak-anak. Yang easy to digest tapi tetap memberikan nilai-nilai kehidupan, yang mudah dipahami juga oleh anak-anak. Kayaknya seru aja nonton film anak-anak buatan Indonesia, apalagi kalau masuk tipis-tipis kisah legenda atau cerita rakyat yang beredar di tanah air.
Kalau menurut kamu, Jumbo gimana? Worth dengan hype-nya, nggak? ^^