Marry My Husband Versi Jepang: Cerita Sama dengan Keunikan Berbeda

[SPOILER ALERT] Tulisan ini berisi review drama Marry My Husband versi Jepang yang akan mengandung spoiler. Kalo yang nggak mau kena spoiler, silakan tonton dulu dan nanti balik lagi ke sini yaa ^^
Disclaimer. Review ini hanya pandangan pribadiku tentang isi drama, yang mungkin bisa berbeda dengan pandangan kamu yang juga nonton drama ini 🙂
Drama Marry My Husband (Jepang) Cast
Drama Marry My Husband (versi Jepang) dibintangi oleh Koshiba Fuka (Akinai Seiden) dan Satoh Takeru (First Love). Koshiba Fuka berperan sebagai Kanbe Misa, yang kalau di versi Korea-nya adalah tokoh Kang Ji Won (Park Min Young). Sedangkan Satoh Takeru berperan sebagai Suzuki Wataru, yang di versi Korea-nya adalah tokoh Yoo Ji Hyeok (Na In Woo).
Marry My Husband versi Jepang ini juga dibintangi oleh Shiraishi Sei dan Yokoyama Yu. Shiraishi Sei berperan sebagai Esaka Reina, yang di versi Korea adalah tokoh Jeong Su Min (Song Ha Yoon). Dan Yokoyama Yu berperan sebagai Hirano Tomoya, yang versi Korea-nya itu tokoh Park Min Hwan (Lee Yi Kyung).
What’s Marry My Husband about
Sebagai drama adaptasi, Marry My Husband Japan memiliki premis dan alur cerita yang sama secara garis besar dengan yang versi Korea. Misa adalah seorang wanita usia 30-an akhir yang sakit parah, tapi suaminya si Tomoya malah selingkuh sama sahabatnya, Reina. Suami dan sahabatnya ini membunuh dia, tapi Misa justru kembali ke 10 tahun sebelumnya.
Ketika Misa kembali ke tahun 2015, dia berusaha untuk tidak menjalani kehidupan yang sama seperti kehidupannya yang pertama. Misa pun berusaha agar tidak menikah dengan Tomoya, dan menjauh dari Reina. Misa bertemu sama Suzuki Wataru, direktur di kantornya yang ternyata suka sama dia sejak lama.
Secara keseluruhan, cerita Marry My Husband versi Jepang sama kayak yang versi Korea. Buat yang udah pernah nonton yang versi Korea, pasti lebih kebayang gimana cerita drama ini. Dari segi tokoh juga banyak yang sama, seperti tokoh adiknya Wataru, Miku; atasan Misa yang terus jadi bestie, Tabata Tomoko; dan teman chef-nya Misa, Yuto.
What drew me in
Sebenarnya, tadinya aku sama sekali nggak berniat buat nonton yang versi Jepang ini. Aku nontonin Marry My Husband yang versi Korea dari awal dan ngikutin on going. Aku lumayan suka sama drama itu karena seru dan bikin geregetan kan si Su Min, tapi mulai aneh ketika ada tokoh Yura muncul dan aku jadi banyak skip. Cuma secara keseluruhan, aku ingat gimana cerita drama ini.
Pas tahu ada versi Jepang, aku nggak begitu tertarik buat nonton. Aku memang nggak terlalu ngikutin drama remake dari versi drama Korea. Menurutku, nonton yang versi Korea aja udah cukup.
Tapi pas drama ini tayang, ternyata banyak yang bilang kalau bagus. Aku lama-lama jadi kepo juga dan nanya sama temanku yang nonton. Dia juga bilang seru, aku jadi kepo dan coba akhirnya nonton.
Dan memang iya, ternyata seru juga hihihi ~
What keeps me going
Aku nonton drama ini tanpa ekspektasi apa-apa, karena udah tahu jalan ceritanya dari yang versi Korea. Cuma ternyata seru juga nonton drama versi lain dan membandingkan dengan versi Korea-nya. Ketika ada satu scene, aku jadi mengingat-ingat kalau di versi Korea-nya ini yang mana, ya?
Selain itu, pendorong terbesar aku buat ngikutin drama ini sampai selesai adalah tokoh Suzuki Wataru. Aku baru tahu kalau ternyata pesona Satoh Takeru sebesar itu hahaha. Sering banget aku melting lihat scenes-nya Wataru, padahal seingatku Marry My Husband bukan drama yang romantis-romantis amat wkwkwk.
Suzuki Wataru awalnya terlihat seperti orang yang cool, tapi ternyata clumsy juga. Aku suka ketika scene Wataru lagi ngobrol (?) sama kura-kuranya membahas pembicaraannya sama Misa. Lucu aja ternyata dia ya seperti manusia pada umumnya, bukan cowok yang cool dan jaim gitu.
Aku juga suka tiap Wataru salting kalau lagi bareng Misa, dapet banget saltingnya sampai nembus layar wkwkwk. Jadi makin kelihatan betapa dia sesuka itu sama Misa, mana udah lama nge-crush dari jaman kuliah. Dan seperti versi Korea-nya, Wataru berusaha keras untuk mencegah kematian Misa dan berusaha membuat Misa bahagia di kehidupan keduanya ini.
Intinya, pesona Satoh Takeru besar banget di drama ini hahaha. Melting banget kalau dia udah senyum, gemes kalau dia lagi planga-plongo dan salting, keren kalau dia lagi nyusun rencana bantuin Misa. Paket kombo pokoknya!

How about the female lead?
Tokoh Misa sebagai lead berhasil membawa drama ini dengan baik. Misa yang berusaha mengubah hidupnya, tapi nggak lantas berubah jadi orang yang baru. Misa tetap Misa yang baik, tapi jadi lebih pintar dan menjauhkan diri dari orang-orang yang menghancurkan hidupnya.
Aku juga suka bagaimana Misa berinteraksi dengan Wataru. Reaksi Misa terhadap gerak-gerik Wataru di awal itu relatable banget. Bukannya geer ada cogan yang naksir dia, Misa malah curiga apa jangan-jangan Wataru orang aneh. Hal seperti ditaksir cowok ganteng dan kaya raya terlalu fiktif sampai Misa nggak bisa percaya itu terjadi, dan aku sangat relate dengan itu wkwkwk.

Selain hubungannya sama Wataru, aku juga suka ketika Misa mencoba untuk explore hal-hal yang tadinya dia hindari. Sebelumnya, Misa selalu main aman dan nggak berani buat nyoba. Yah, karena pengaruh Reina juga yang suka menjatuhkan duluan.
Tapi di kehidupan yang kedua ini, Misa memberanikan diri untuk mencoba hal-hal yang dia inginkan. And it felt so liberating watching those scenes.
Cuma satu yang agak aku sayangkan dari tokoh Misa, dan ini pendapat pribadiku aja ya. Aku lebih suka pas dia belum potong rambut, make up-nya juga lebih fresh. Mungkin style-nya jadi berubah karena memang yang versi Korea-nya juga begitu, dan biar menegaskan kalau Misa jadi orang yang baru. Cuma karena aku belum hafal banget wajah aktrisnya, jadi kayak beda orang pas potong rambut dan ganti gaya make up.
What makes Marry My Husband (Jepang) unique
Kalau Marry My Husband versi Korea terasa banget tema revenge-nya, yang versi Jepang malah lebih berasa vibe romantisnya. Seingatku, Yoo Ji Hyeok juga sweet dan benar-benar berusaha menyelamatkan Kang Ji Won. Tapi Suzuki Wataru dan Kanbe Misa menghadirkan nuansa yang berbeda.
Vibe romantis di antara mereka terbangun banget, sedikit demi sedikit. Dari yang cuma berurusan di kantor, terus ketemu di kedai camilan langganan mereka. Aku suka latar tempat kedai camilan itu, terasa banget toko tradisional Jepangnya.
Jadi kayak lebih apa ya, otentik dan terasa banget nuansa budayanya? Begitu juga dengan pembicaraan mereka di kedai itu tentang passion mereka. Kayak ada yang menyatukan mereka selain kenyataan bahwa mereka sama-sama terlempar balik ke masa lalu.
Aku juga suka gimana Wataru memberikan afirmasi ke Misa kalau dia berhak bahagia. Ada beberapa scene yang Wataru bilang intinya, yang penting kamu nggak apa-apa. Ya gimana nggak meleleh kan jadi Misa ~
And, how about the revenge?
Unsur balas dendam di drama ini nggak terlalu terasa sih kalau dibandingkan dengan yang versi Korea. Aku nggak tahu itu hal bagus atau enggak, karena ujungnya kembali ke selera masing-masing. Cuma sebagai penonton yang geregetan banget sama Su Min sampai pengen gampar kalau dia muncul di layar, tokoh Reina kurang ngeselin menurutku.
Begitu juga tokoh Tomoya, suaminya Misa di kehidupan pertama. Di versi Korea-nya, mereka berdua ini kan jahat banget ya. Tapi di versi Jepang, Reina dan Tomoya nggak segitunya; meski tetap ngeselin dan jahat juga.
Scenes balas dendamnya juga nggak se-memuaskan yang Korea hahaha. Emang dasar aku terbiasa nonton drama makjang, yang balas dendamnya alus gini kurang gereget jadinya.
Ada bagian-bagian yang menurutku lebih bagus kalau dramatis, misalnya pas teman SMA mereka kondangan dengan baju garang. Di versi Jepang, teman-temannya itu udah muncul dari sebelum masuk ke aula. Jadi nggak terasa kaget dan hebohnya orang-orang lihat ada yang kondangan begitu, padahal di situ serunya hahaha.
Drama ini juga nggak terlalu menggambarkan Reina yang sebenarnya sirikan sama Misa, dan itu yang membuat dia suka menjatuhkan Misa. Jadi ada beberapa scenes yang sebenarnya butuh penjelasan lanjutan, kenapa dia begitu, kenapa begini. Cuma karena aku udah nonton yang versi Korea, aku paham gimana backstory tokoh Reina.
The wrapping and ending
Meskipun balas dendamnya nggak segarang yang versi Korea, aku suka gimana drama ini wrap the story. Nggak ada tokoh yang tiba-tiba muncul kayak Yura, kecelakaan dan kejadian yang dipaksakan. Bagian yang harus diganti dari kehidupan pertama pun jadinya pas karena nggak terlalu banyak tokoh lain dan nggak diperpanjang ceritanya.
Salah satu bagian yang aku suka dari versi Jepang ini adalah akhir dari kisah Reina. Scene Reina dan Misa di bianglala untuk mengenang masa lalu sekaligus memperjelas hubungan mereka itu bagus banget menurutku. Di situ, mereka saling jujur apa yang mereka rasakan satu sama lain; dan itu bikin campur aduk.
Scene akhir hidup Reina juga epic banget. Pilihan yang diambil Reina serupa dengan ibunya, bikin aku kagum sama sutradara dan penulisnya. Mereka nggak sekadar remake drama, tapi menambahkan detail dengan apik dan menghadirkan versi unik mereka sendiri.
Dari segi ending, aku lebih suka penyelesaian Marry My Husband versi Jepang ini. Lebih clean, apik, dan hampir nggak ada plot hole-nya. Meski tentu aja, aku juga tetap masih suka balas dendam penuh intrik yang versi Korea hahaha.
Favorite character in Marry My Husband (Jepang)
Suzuki Wataru!
Karena alasannya lebih ke personal, aku juga nggak bisa menjelaskan detail kenapanya hahaha. Yang jelas aku suka setiap dia muncul, apalagi kalau udah senyum. Bisa ulang lagi berkali-kali videonya kalau dia udah senyum tuh >,<
Personal suggestion
Marry My Husband versi Korea dan Jepang memang drama yang berbeda, tapi saranku sebaiknya nonton yang versi Korea dulu. Karena seperti yang kubilang, ada beberapa hal yang nggak terlalu dijelaskan di versi Jepang. Kalau nonton yang Korea dulu, kita bisa lebih dapat feel-nya ketika si Reina lagi berbuat jahat.
Mungkin yang versi Jepang memang sengaja nggak sedetail itu menjelaskan dari sisi tokoh villain-nya karena Marry My Husband kan tenar banget. Kemungkinan besar yang akan nonton versi Jepangnya adalah yang udah nonton versi Korea. Jadi yang versi Jepang nggak usah terlalu menjelaskan semuanya biar lebih simpel.
Eh, tapi ini sotoy aku aja ya. Aku juga nggak tahu apakah sutradara atau penulisnya punya pandangan sendiri tentang itu.
What makes things better
Secara garis besar, nggak ada yang perlu ditambah dari drama ini. Meski ada hal-hal yang nggak terlalu dijelaskan tentang Reina dan hubungannya dengan Misa, itu nggak sampai mengganggu jalan cerita. Lagian aku juga udah nonton versi Korea, jadi tetap paham dengan alasan di balik itu.
Cuma karena aku hopeless romantic, aku agak menyayangkan kenapa mereka nggak terlalu menampilkan ketika udah pacarannya hahaha. Aku nggak tahu apakah emang drama Jepang irit kata-kata cinta, tapi lihat Wataru susah banget bilang cinta jadi geregetan sendiri. Dia baru bilang di akhir banget, terus dramanya abis.
Aku jadi kayak, lah serius begini terus abis? Nggak ada mereka mesra-mesraan dan bahagia dulu? Nggak harus ada wedding scene sih, tapi minimal apa gitu kek yang romantis hahaha.
But overall, I like this drama. Kalau kamu gimana? Lebih suka Marry My Husband yang versi Korea atau Jepang?